Perang akhir zaman: Pasukan Imam Mahdi menggunakan senjata super canggih?

- 26 Agustus 2023, 11:58 WIB
Ilustrasi perang akhir zaman-
Ilustrasi perang akhir zaman- /Pixabay/ Robert Waghorn

WartaBulukumba.Com - Tidak ada dentum artileri, ledakan bom, dan hunjaman rudal balistik? Berbagai pendapat ulama menafsirkan bahwa perang akhir zaman tidak lagi menggunakan senjata berat, senapan otomatis atau peralatan elektronik modern lainnya.

Penafsiran itu merujuk lebih ke  denting pedang, tombak, panah, kuda dan peralatan manual. Benar-benar kembali ke zaman unta, abad kegelapan yang tidak pernah dibayangkan oleh manusia saat ini. Dan yang cukup mengejutkan bahwa manusia seluruh dunia juga akan mengalami hal yang serupa; kembali ke abad kegelapan, tanpa listrik dan penerangan, tanpa mesin dan alat-alat elektronik, tanpa mobil dan pesawat, mirip zaman-zaman silam. Benarkah?

Sejauh ini, belum ada konsensus tentang hal itu. Namun, yang juga menarik untuk dicermati adalah sebagian pendapat yang menjelaskan bahwa perang akhir zaman di mana kaum Muslim dipimpin Imam Mahdi justru menggunakan senjata-senjata super canggih.

Baca Juga: Lompatan raksasa ilmu pengetahuan dan teknologi di masa Imam Mahdi

Hadits dari Tsauban Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah  SAW bersabda: “Ada tiga orang yang akan saling membunuh di dekat harta simpanan kalian (manusia). Mereka semua putra khalifah. Kemudian simpanan itu tidak dikuasi salah satu dari mereka. Hingga muncul bendera-bendera hitam dari arah timur, lalu mereka akan memerangi kalian dengan peperangan yang tidak pernah dilakukan oleh satu kaum pun."

Secara tekstual, bisa dipahami pendapat yang merujuk: "peperangan yang tidak pernah dilakukan oleh satu kaum pun" kemudian sampai pada penafsiran cara berperang yang tidak pernah dilakukan oleh umat mana pun sebelumnya. Baik senjata manual bahkan senjata modern hari ini.

Armageddon adalah peristiwa besar di akhir zaman, yaitu perang dunia terbesar yang dimulai dari Magiddo, dan dikenal sebagai al-Malhamah al-kubro, yaitu suatu huru-hara besar yang belum pernah ada tandingannya, yang merupakan arena penampakan kuasa Allah SWT untuk membungkam kesombongan orang-orang kafir.

Penjelasan menarik seperti apa suasana dahsyat Armageddon, bisa kita simak dalam buku "Armageddon peperangan akhir zaman Menurut Al-Quran, Hadist, Taurat dan Injil" yang ditulis Wisnu Sasongko, diterbitkan Gema Insani Press pada 2007.

Baca Juga: Menuju Armageddon: Buya Arrazy ungkap sosok Imam Mahdi sudah ada di tengah-tengah kita!

Sungai Eufrat mengering

Berbagai pendapat ulama secara umum menyebutkan bahwa salah satu tanda kemunculan Imam Mahdi adalah Sungai Eutrat akan tersedot dan di situ terlihat gunung emas.

Dalam buku "Dasar-Dasar Memahami Iman, Islam, dan Ihsan" yang ditulis oleh Ipnu R Noegroho, diperkenalkan salah satu tanda-tanda kiamat yang menggugah pemikiran banyak orang, yakni munculnya gunung emas di sungai Eufrat.

Dalam tradisi Islam, hal ini dirinci dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan:

Baca Juga: Wajib tahu! Inilah ciri-ciri fisik dan tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi

"Tidak akan tiba hari kiamat hingga Sungai Eufrat menampakkan timbunan emas. Manusia saling membunuh karenanya. Dan setiap seratus orang terbunuh sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka berkata, 'Semoga akulah yang beruntung.'" (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menggambarkan gambaran yang suram, ketika manusia terjerumus dalam ambisi dan nafsu untuk mendapatkan harta benda. Sungai Eufrat, yang berada di wilayah Timur Tengah, menjadi simbol dari peristiwa yang akan datang. Gunung emas yang tersembunyi di dasar sungai menjadi pokok pertikaian. Orang-orang terperangkap dalam gelombang perang, saling bertempur demi harta yang muncul dari dalam aliran sungai itu.

Dalam kisah yang dipetik dari riwayat Imam Muslim, Ubay bin Ka'ab menjelaskan lebih lanjut:

"Hampir saja tiba waktunya, Sungai Eufrat akan mengungkapkan gunung emas. Orang-orang mendengar kabar ini dan berbondong-bondong menuju sana. Saksi mata menyaksikan ketidakmungkinan untuk meninggalkan harta tersebut. Maka, pertumpahan darah terjadi di atasnya, dan dari setiap seratus orang yang terbunuh, hanya satu orang yang akan selamat." (HR Muslim).

Baca Juga: Benarkah Muhammad Qasim dibaiat sebagai Imam Mahdi pada tahun 2028?

Munculnya gunung emas di tengah Sungai Eufrat, seperti dalam banyak narasi keagamaan, menjadi katalisator bagi tragedi yang lebih besar. Orang-orang yang sebelumnya hidup dalam kebersamaan dan toleransi, akan terjerembab dalam kekacauan dan pertumpahan darah. Perang memuncak, menghancurkan harapan dan kehidupan manusia.

Saat ini, Sungai Eufrat sendiri tidak hanya menjadi bagian dari ramalan kuno, namun juga tengah berada dalam sorotan pembangunan manusia. Proyek-proyek seperti pembangunan bendungan dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di sepanjang sungai tersebut telah menjadi kenyataan, mengubah aliran air dan mengancam ekosistem di wilayah Timur Tengah.

Berdasarkan berbagai laporan, Turki telah merancang proyek yang ambisius dalam rangka memanfaatkan Sungai Eufrat. Proyek-proyek ini, seperti "GAP," akan mengurangi aliran air yang mengalir ke Suriah dan Irak. Implikasi dari proyek ini, meskipun berbeda secara konteks dengan ramalan kuno, menciptakan dinamika baru dalam kawasan tersebut.

Baca Juga: Armageddon kian dekat? Semakin masif penyebaran mimpi Muhammad Qasim bin Abdul Karim ke seluruh dunia

Gerhana Bulan dan Matahari di awal Ramadhan

Gerhana bulan pada awal malam bulan Ramadhan dan gerhana matahari pada malam pertengahannya. Dua kejadian ini belum pernah terjadi sejak penciptaan bumi dan langit.

Berdasarkan penuturan yang disampaikan Ustaz Zulkifli Muhammad Ali, dikutip dari kanal YouTube @Ismul Adzom, Rabu 19 April 2023, gerhana yang terjadi dua kali di bulan Ramadhan atau disebut Gerhana Matahari Hibrida pernah terjadi pada tahun 1981 dan 1982 di Negeri Jazirah Arab.

Dalam video yang berdurasi 10 menit tersebut, Ustaz Zulkifli Muhammad Ali membacakan hadist Rasulullah SAW tentang GMH yang terjadi pada bulan ramadan.

Baca Juga: Mimpi Muhammad Qasim: Dajjal muncul setelah Perang Dunia ke 3 'Armageddon'

"Rasulullah SAW memberikan isyarat bahwa kelahiran Imam Mahdi di akhir zaman, diindikasikan dengan terjadinya dua kali gerhana dalam satu bulan ramadan," ucap Ustaz Zulkifli.

Ustaz Zulkifli menguraikan, pada tahun 1981 dan 1982, terjadi fenomena GMH secara berturut-turut pada bulan ramadan. Awalnya, sebagian orang belum menyadari dengan peristiwa gerhana di bulan Ramadhan.

Lalu, ulama baru sepakat pada peristiwa kedua yakni tahun 1982 yang menunjukkan gerhana terjadi dua kali di bulan ramadan.

"Ulama baru sadar bahwa peristiwa GMH di bulan ramadan yang terjadi dua kali ini menjadi penegasan dari Allah SWT tentang sosok pemimpin akhir zaman (Imam Mahdi) telah dilahirkan ke dunia," kata Ustaz Zulkifli.

Baca Juga: Jet tempur hitam super canggih, Ghazwatul Hind dan Perang Dunia ke 3 dalam mimpi Muhammad Qasim

Kemunculan tanduk Dzu As-Sinin

Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW mengarahkan pandangannya ke Timur seraya berkata; "Ketahuilah bahwa sebuah fitnah besar akan muncul dari arah ini, yaitu ketika qarn asy-syaithan muncul."

Cendekiawan Muslim asal Turki, Muhammad Fethullah Gulen dalam bukunya yang sudah diterjemahkan berjudul Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia menjelaskan ada sebuah dugaan kuat bahwa lewat hadits tersebut Rasulullah ingin menunjukan bahwa kelak akan muncul sebuah fitnah besar dari arah Timur sebagai pengganti posisi para penjajah Eropa. 

Fethullah Gulen menjelaskan kata qarn yang terdapat dalam hadits itu memiliki makna ganda. Kata qarn bisa berarti tanduk yang terdapat pada bagian kepala dari jenis binatang tertentu, tapi juga bisa berarti masa. 

 

Fethullah Gulen secara pribadi berpendapat bahwa arti dari kata qarn adalah suatu masa. Jadi yang dimaksud dari frasa qarn asy-syaithan adalah masa kekuasaan setan (ahd asy syaithan) yang menjadi antonim dari masa kenabian (ahd annubuwwah).  

Sementara itu menurut Fethullah Gulen di bagian dunia sebelah Timur, terdapat ideologi Komunisme yang ditegakkan di atas penindasan, permisifme, dan berbagai bentuk kebejatan moral lainnya. Meskipun saat ini ideologi Komunisme tengah tumbuh perlahan, tetapi menurut Fethullah Gulen ideologi sesat tersebut masih menjadi musuh paling berbahaya bagi Islam dan sejarah peradaban manusia.  

"Atau dengan kata lain, saat ini komunisme masih menjadi mimpi buruk yang terpendam. Saya yakin sepenuhnya bahwa yang ditunjukkan oleh Rasulullah adalah masa sekarang ini, karena saat ini ideologi Komunisme menguasai wilayah yang sangat luas. Inilah masa kekuasaan syaitan atau al-Qarn asy-syaithani yang umat Islam telah diperingatkan tentang bahayanya oleh Rasulullah," begitu penjelasan Fethullah Gulen.

Terbitnya bintang berekor yang bersinar

Munculnya bintang berekor atau yang biasa disebut komet merupakan salah satu tanda munculnya Al-Mahdi.
 
Sebagaimana dikabarkan dalam manuskrip-manuskrip kuno, “Seorang pemuda dari Ka’bah Tuhan menguasai al-Arzh dan Al-Mujaddil dalam perang dunia yang mengerikan dengan seluruh musuh yang bergabung. Telah dekat keluarnya bersama bintang yang mempunyai api dan lidah api. Dan tandanya adalah kehncuran Irak yang mengenaskan dalam perang dunia yang mengerikan, dan pemuda Tuhan itu sudah hampir keluar. Bencana di seluruh penjuru dunia Arab…” (Cuplikan dari manuskrip karya Ibnu Waisha berjudul Hiyarah Ahl Az Zaman, ditulis pada abad ke-4 M, yang berhasil ditemukan di perpustakaan Dar al-Kutub al-Yunaniyah, dan berhasil dihimpun oleh M. Isa Dawud).

“Bintang yang mempunyai api dan lidah api” adalah komet besar yang gerakannya bisa disaksikan oleh penduduk bumi dengan mata biasa. Masa kemunculan komet tersebut bersamaan dengan masa kemunculan Al-Mahdi. Bisa bersamaan waktunya, bisa juga berselang beberapa hari atau bulan.

Dalam Taurat yang terdapat dalam perjanjian Lama/ Bibel kitab Ulangan (33: 1-3) disebutkan, … dan (Al-Mahdi) datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus (jamaah haji); di sebelah kanan-Nya (di rukun Yamani; Yaman = Yamin = kanan) tampak kepada mereka api yang menyala. Sungguh ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya yavg kudus.”

Dalam teks tersebut terdapat kalimat tampak kepada mereka api yang menyala. Hal ini bisa diartikan menjadi dua pengertian. Yaitu, api yang muncul akibat perselisihan atau peperangan di Jazirah yang berakibat ladang atau kilang minyak hancur sehingga mengeluarkan gas yang berapi. Atau, bisa juga api yang tampak di langit berupa bintang berekor.

Dalam sumber-sumber manuskrip kuno yang lain disebutkan, “Sesudah munculnya bintang dengan ekor besar, penduduk Yaman memberikan baiat kepada seorang pemuda dari Baitul-Haram. Lalu pemuda itu menjadikan Yaman sebagai surga yang penuh kenikmatan.”

Dalam manuskrip yang lain disebutkan juga, “…Orang-orang Yahudi dikalahkan oleh pemimpin kaum muslimin, yakni Al-Mahdi, yang memiliki kekuatan besar, dan pasukannya bergerak dari Mekkah untuk melakukan penghancuran. Seluruh kekuasaannya diperoleh sesudah adanya ekor yang bercahaya. Kalimat yang tegas. Kekuasaannya meluas dari satu hari atas dataran yang jauh dan bagian barat Israel. Ia menguasai dunia dalam beberapa bulan dan tahun, dan menjadi khadam bagi semua orang yang menyaksikan kehidupannya.”

Selain tanda-tanda di atas, sederet tanda lainnya yang juga banyak disebutkan yaitu api besar menyala dari arah timur selama tiga atau tujuh malam, langit menjadi gelap, warna merah menyebar di langit, tetapi merahnya tidak seperti merah ufuk biasa.

Tanda lainnya yang juga banyak disebut adalah bahwa seluruh penduduk bumi dipanggil dan setiap yang memiliki bahasa mendengarnya sesuai dengan bahasanya masing-masing. Sebagian pendapat menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah era internet. Zaman digital di mana umat manusia bisa memahami kabar apa pun dari segala penjuru dunia dengan menggunakan gadget meskipun dengan bahasa masing-masing.

Ibnu Katsir dalam kitab Al-Fitan wal Malahim mengatakan, “Saya mengira bahwa kemunculan Al Mahdi terjadi ketika Isa bin Maryan turun ke bumi.

Rasulullah SAW bersabda, “Isa bin Maryam AS turun, maka pemimpin mereka, Al Mahdi berkata, 'Kemarilah, jadilah imam shalat kami'. Isa menjawab, "Tidak! Sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain sebagai penghormatan dari Allah kepada umat ini," (HR. Muslim).

Hadits yang diriwayatkan Al Harits bin Abu Usamah RA menunjukkan dan mengisyaratkan hal ini. Karena Isa bin Maryam AS mengatakan pemimpin mereka adalah Al Mahdi dan hadits ini juga menunjukkan bahwa ia muncul ketika Nabi Isa turun. Demikian juga berbagai riwayat Muslim dan riwayat riwayat lainnya.

Semua ini mengindikasikan waktu keluarnya bertepatan dengan rangkaian peristiwa tanda kubra. Dijelaskan juga selang waktu terjadinya kiamat dengan masa Al Mahdi sangat dekat sekali dan tinggal tersisa beberapa tanda besar kiamat saja untuk sampai pada hari kiamat.

Pada zamannya pula, Dajjal akan muncul saat Al Mahdi dan pasukannya sibuk dalam peperangan melawan Romawi dan Konstantinopel. Lalu Isa dan Al Mahdi akan bekerja sama untuk membunuh Dajjal. Masa kekuasaan Al Mahdi tidak akan berlangsung lama, tidak lebih dari 7 atau 8 tahun saja. Kemudian Al Mahdi meninggal dan Isa AS berkuasa.

Dari Abu Asma Ar Rahabi dari Tsauban dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Kelak tiga orang akan berperang di dekat perbendaharaan kalian ini (yaitu Ka’bah), dan kesemuanya adalah anak khalifah. Dan tidak ada yang menang melainkan satu orang, lalu muncullah bendera-bendera hitam dari wilayah timur, mereka lantas memerangi kalian dengan peperangan sengit yang sama sekali belum pernah dilakukan kaum manapun. Jika kalian melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya walaupun sambil merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Allah Al Mahdi.” (HR: Ibnu Majah).

Kemunculan al-Mahdi sebagai pemimpin kaum muslimin suatu keniscayaan, Karena 10 tanda kiamat besar tak akan terjadi sebelum kehadirannya. Namun tahun kemunculannya tidak seorang pun tau, tapi yang jelas ia akan muncul di akhir zaman.

Mengenai kemunculan tersebut,  Rasulullah SAW hanya menjelaskan tanda-tanda di dalam hadits-haditsnya. Di antara tanda-tanda tersebut ialah terjadinya kezhaliman dan kejahatan di dunia ini selama tujuh tahun.

Dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Al Mahdi itu dari keturunanku, dahinya lebar dan hidungnya mancung, ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi pernah dipenuhi dengan kejahatan dan kezhaliman. Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.” (HR: Abu Daud).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda bahwasanya Imam Mahdi tidak akan keluar hingga jiwa-jiwa yang tak berdosa (suci) terbunuh. Apabila jiwa-jiwa suci itu terbunuh maka penduduk langit dan bumi marah atas kematian mereka. Lalu orang-orang mendatangi al-Mahdi mereka mengaraknya seperti seorang pengantin diarak kepada suaminya pada malam pesta pernikahannya. (Musannif Abu Syaibah).

Imam Mahdi tidak muncul sebelum tegak khilafah?

Dari sekian banyak tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi, ada satu di antara tanda-tanda tersebut yang yaitu tegaknya khilafah di Baitul Maqdis.

Rasulullah SAW bersabda: Wahai anak Hawalah, apabila engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi yang disucikan maka sungguh telah dekat bencana gempa dan berbagai kesedihan serta perkara-perkara besar. Pada saat itu Hari Kiamat lebih dekat kepada orang-orang daripada tanganku ini dari kepalaku.” (HR: Abu Daud)

Hadits di atas dijelaskan oleh hadits lain.

Dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Aku berikan kabar gembira kepada kalian dengan datangnya al-Mahdi, ia diutus kepada umatku ketika terjadi perselisihan dan keguncangan di antara manusia.” (HR: Ahmad)

Maka pertanda munculnya Imam Mahdi adalah terjadi goncangan (gempa) dan perselisihan (kesedihan) antar manusia terlebih dahulu, maka sebelum terjadi gempa dan perselisihan akan diawali dengan tegaknya khilafah di Baitul Maqdis.

Kenapa khilafah harus di Baitul Maqdis? Karena Baitul Maqdis merupakan benteng terakhir kaum muslimin, selain itu kota Madinah menuju fase kehancuran.

Dari Malik bin Yukhamir dari Mu’adz bin Jabal ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Ramainya Baitul Maqdis adalah tanda kehancuran kota Madinah, hancurnya kota Madinah adalah tanda terjadinya peperangan besar, terjadinya peperangan besar adalah tanda dari pembukaan kota Konstantinopel, dan pembukaan kota Konstantinopel adalah tanda keluarnya Dajjal.” (HR: Abu Daud).***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x