Semasa kecilnya di Kajang Bulukumba Imam Besar Masjid Al Hikmah New York 'hobi berkelahi'

- 7 Mei 2022, 06:00 WIB
Semasa kecilnya di Kajang Bulukumba Imam Besar Masjid Al Hikmah New York 'hobi berkelahi'
Semasa kecilnya di Kajang Bulukumba Imam Besar Masjid Al Hikmah New York 'hobi berkelahi' /Instagram.com/ @imamshamsiali2/

“Tapi saya katakan No Way. Kenapa harus ditutup?," katanya. Kalau ditutup itu sama saja membenarkan anggapan orang bahwa kita orang Islam mengakui kesalahan kolektif karena prilaku segelintir orang. Alhamdulilah, masjid-masjid kemudian tidak jadi ditutup.

Beberapa saat setelah peristiwa ituia ditelepon untuk menghadiri sebuah konferensi pers Interfaith. Interfaith tidak lain adalah upaya membangun komunikasi untuk saling memahami sehingga terjadi kerjasama dalam kepentingan yang disepakati dan saling menghormati dalam hal-hal yang tidak disepakati. "Saya datang dengan biasa saja. Empat tahun di Amerika, bahasa Inggris saya masih belepotan. Saya serahkan semuanya kepada Allah," ujarnya.

Shamsi menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang mengakui persaudaraan umat manusia. Islam tak membenci umat lain. Justru Islam datang untuk mengangkat derajat semua manusia.Dia juga mengingatkan semua yang hadir agar hendaknya kebencian kita terhadap suatu kaum tidak menjadikan kita tidak adil.

Tak lama setelah kejadian itu, Shamsi diundang menghadiri sebuah perhelatan akbar di kota New York yang disebut: A Prayer for America. Sebuah kehormatan besar bagi Shamsi Ali dan bagi umat Islam di seluruh dunia ketika Shamsi Ali diundang mewakili Islam Amerika dalam acara Doa untuk Amerika.

Sebuah acara doa dan perenungan AS atas Tragedi Bom WTC dan Pentagon 11 September 2004 yang diikuti pemuka Protestan, Katolik, Sikh, Hindu, dan Islam lainnya di stadion terkenal olah raga baseball Yankee Stadium, The Bronx, New York, 23 September 2004.

Ia satu panggung dengan mantan Presiden Amerika Serikat, senator Hillary Clinton, Wali Kota New York Rudolph Giuliani, Gubernur New York Robert Pataki, Oprah Winfrey, sejumlah selibritis dunia pada acara yang dihadiri sekitar 50.000 orang di stadion yang lokasinya ttidak terlalu jauh dari reruntuhan gedung kembar 110 tingkat World Trade Center (WTC).

Ketika itu, Shamsi Ali muncul di mimbar A Prayer for America di Stadion Yankee, New York City.

Ia mengenakan pakaian sederhana tanpa sorban putih atau jenggot panjang.Ia hanya mengenakan baju koko dan juga peci Indonesia.Dia menyebut Bismillahirahmanirrahim dari bibirnya.Lalu, puluhan ribu publik AS mendengar syahdunya kalimat-kalimat Allah dibacakan Shamsi di luar kepala.

Tidak ada suara, kecuali alunan merdu suara Syamsi.Dia juga mengingatkan semua yang hadir agar hendaknya kebencian kita terhadap suatu kaum tidak menjadikan kita tidak adil.

Pada kesempatan itulah, Shamsi Ali berjabat tangan dan berpesan kepada pemerintah George Walker Bush. Pertama ia ucapkan belasungkawa kepada Bush dan orang Amerika dan mengutuk apapun bentuknya peristiwa itu.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x