WartaBulukumba - Dianggap datang dari ruang 'kiri', tak ada buku karya sastra di Indonesia yang pernah mengalami pelarangan yang seketat novel Bumi Manusia.
Bumi Manusia 'dibelenggu' sepanjang berlangsungnya rezim pemerintahan Soeharto di era Orde Baru.
Novel karya Pram ini lantas 'bergerilya' di tengah para penikmat karya-karya Pram di Indonesia.
Baca Juga: Bertandang ke rumah filosofi Ammatoa Kajang di Bulukumba
Sederet gerakan bawah tanah seperti stensilan dan diskusi sembunyi-sembunyi dilakukan oleh para penggemar karya-karyaPram.
Bumi Manusia adalah buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang pertama kali diterbitkan oleh Hasta Mitra pada tahun 1980.
Pramoedya Ananta Toer menggarap buku ini saat menghuni 'penjara' Pulau Buru.
Baca Juga: Konsep emansipasi menurut Rohana Kudus, wartawati pertama di Indonesia
Sebelum Pram menulis novel ini pada tahun 1975, sejak tahun 1973 ia menceritakannya terlebih dahulu kepada teman-temannya.