Tercatat ada 12 kali tepuk tangan menggema saat Soekarno menyampaikan pidatonya.
Sejarawan Anhar Gonggong menjelaskan bahwa setelah pidato Ir Soekarno itu, “anggota BPUPKI tampak ‘terbelah’, dalam arti ada anggota yang sepenuhnya menerima rumusan ‘calon dasar negara’ yang diajukan anggota Ir Soekarno itu, tetapi di lain pihak terdapat sejumlah anggota yang tidak sepenuhnya menerima, dan menghendaki perubahan rumusan walau tetap berdasar pada apa yang telah dikemukakan anggota Ir Soekarno itu”.
Baca Juga: Elon Musk pertahankan setir mobil kontroversial Tesla Model S Plaid
Dari titik itulah persinggungan antara Piagam Jakarta bermula. BPUPKI yang dibentuk bertugas untuk mempersiapkan proses kemerdekaan Republik Indonesia.
Para anggota BPUPKI pun membentangkan masing-masing pendapat mereka mengenai dasar negara Indonesia yang kemudian disebut sebgai Pancasila.
Beberapa rumusan teks Pancasila dikemukakan oleh Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pancasila Versi Muhammad Yamin “29 Mei 1945”
- Peri Kebangsaan
- Peri kemanusiaan
- Peri ketuhanan
- Peri kerakyatan
- Kesejahteraan rakyat
Pancasila Versi Soepomo “30 Mei 1945”
- Persatuan
- Kekeluargaan
- Mufakat atau demokrasi
- Musyawarah
- Keadilan sosial
Pancasila Versi Soekarno “1 Juni 1945”
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme atau peri kemanusiaan
- Mufakat atau demokrasi
- Kesejahteraan rakyat
- Ketuhanan Yang Maha Esa
Berangkat dari perbedaan itulah maka dibentuk sebuah panitia kecil yang bertugas untuk menyusun rumusan Pancasila selaku dasar negara yang tercantum dalam UUD 1945.