Meniti jalan taqwa: Niat dan keikhlasan dalam puasa

27 Februari 2024, 23:05 WIB
Ilustrasi - Meniti jalan taqwa: Niat dan keikhlasan dalam puasa / /Pexels

WartaBulukumba.Com - Dalam keheningan dini hari ketika dunia masih terlelap, umat Muslim bersiap untuk sahur, dimulai dengan niat. Niat dalam Islam bukan hanya sebuah formalitas, tetapi merupakan nadi ibadah puasa.

Meskipun dalam bentuk lain, niat 'dilafadzkan' sebagai latihan bagi anak-anak, niat adalah penegasan hati, sebuah komitmen yang tidak terucap, yang membedakan tindakan biasa menjadi perbuatan yang bernilai ibadah.

Dalam konteks puasa, niat adalah pemberian makna, sebuah tanda bahwa sang pelaku tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga mengisi hati dengan rasa taqwa dan pencarian kedekatan dengan Allah.

 

Baca Juga: Inilah berbagai kedahsyatan puasa menurut para ilmuwan, salah satunya memperlambat proses penuaan

Dalam ruang literatur, kita bisa memahami secara luas ihwal niat dengan membaca "Kitab Niat", sebuah buku Myang membahas persoalan niat karya Habib Saad, penerbit Layar. Bacalah buku "Mukjizat Puasa" karya Yusuf Qardhawi, penerbit Mizania.

Kita juga bisa menjelajahi buku saku "Tuntunan Niat dalam Ibadah", penerbit Pustaka Ibnu Umar. 

Niat puasa, yang dilakukan sebelum fajar menyingsing, adalah penyataan hati untuk memulai perjalanan spiritual sehari penuh. Niat ini bukan sekadar rutinitas, tetapi pengakuan bahwa setiap detik puasa dijalankan untuk Allah.

Baca Juga: Benarkah makan nasi di waktu sahur penyebab mengantuk saat puasa?

Niat: Pintu Menuju Ketakwaan

Sebuah niat yang tulus dan kuat mencerminkan keinginan sejati seseorang untuk bertumbuh dalam iman dan spiritualitas. Dengan niat, puasa berubah dari sekadar praktik fisik menjadi perjalanan jiwa yang mendalam.

Niat merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah amalan maupun ibadah, dan lurusnya niat merupakan sesuatu yang hendaknya menjadi perhatian bagi setiap muslim karena amal yang terlihat kecil namun bernilai besar karena niat dan sebaliknya amal yang terlihat besar namun nilainya kecil di hadapan Allah Ta’ala karena niat.

Baca Juga: Bolehkah sikat gigi saat puasa? Begini penjelasan UAS, UAH dan Buya Yahya

Menggali Konsep Keikhlasan dalam Puasa

Dalam diamnya hati yang berpuasa, tersembunyi sebuah permata bernama keikhlasan. Keikhlasan dalam puasa adalah tentang melampaui tuntutan fisik dan menjangkau kedalaman spiritual yang lebih tinggi.

Ia adalah pembersihan niat dari segala unsur duniawi, sehingga yang tersisa hanyalah keinginan untuk mendapatkan ridha Allah.

Dalam keikhlasan, puasa menjadi lebih dari sekadar menahan diri dari makan dan minum; ia menjadi sarana untuk membersihkan jiwa dan menguatkan iman.

Peran Keikhlasan dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah

Keikhlasan memainkan peran krusial dalam menjadikan puasa bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai kesempatan untuk pertumbuhan spiritual.

Ia membawa kedalaman dan kekuatan pada setiap aspek puasa, dari sahur hingga berbuka. Dengan keikhlasan, puasa menjadi sebuah perjalanan yang mengubah, di mana setiap momen berpuasa adalah langkah menuju kesadaran spiritual yang lebih tinggi.***(Israwaty Samad)

 

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler