Nabi Isa AS akan turun di Menara Putih Damaskus sebelum membunuh Dajjal

7 Oktober 2023, 20:51 WIB
Masjid Menara Putih Damaskus - Nabi Isa AS akan turun di Menara Putih Damaskus sebelum membunuh Dajjal /Kibrispdr.org

WartaBulukumba.Com - Dalam wilayah eskatologi Islam, banyak uraian detil peristiwa menjelang akhir zaman, salah satunya adalah peristiwa dahsyat dalam agenda membasmi Dajjal, Nabi Isa AS akan turun ke Bumi tepat di Menara Putih Damaskus! 

 

Eskatologi adalah salah satu aspek penting dalam agama Islam, yang membahas tentang akhir zaman dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi menjelang hari kiamat. Nabi Isa AS dan peran pentingnya dalam menghadapi Dajjal, makhluk superior yang diyakini sebagai salah satu tanda besar kedekatan hari kiamat.

Dalam eskatologi Islam, tempat kedatangan kembali Nabi Isa AS juga memiliki peran penting. Menurut banyak sumber, termasuk hadis Nabi Muhammad SAW, Nabi Isa AS akan turun di dekat sebuah menara putih di Suriah. Meskipun detail mengenai lokasi ini tidak disebutkan secara spesifik dalam Al-Quran, hadis-hadis yang mengenai tempat ini telah diterima oleh banyak ulama Islam.

Baca Juga: Dajjal: Sosok manusia atau sistem?

Menara putih yang dimaksud seringkali diidentifikasi dengan Menara Putih Damaskus, yang merupakan salah satu struktur terkenal di Suriah. Namun, penting untuk dicatat bahwa identifikasi ini masih menjadi perdebatan di kalangan ulama, dan ada beberapa versi yang berbeda tentang tempat turunnya Nabi Isa AS.

Eskatologi Islam adalah aspek penting dalam ajaran agama Islam yang membahas peristiwa-peristiwa yang akan terjadi menjelang hari kiamat. Kedatangan kembali Nabi Isa Ibnu Maryam dan perannya dalam menghadapi Dajjal adalah salah satu bagian penting dari eskatologi ini. Tempat kedatangan kembali-Nya, yang seringkali dikaitkan dengan menara putih di Suriah, merupakan salah satu elemen menarik dalam keyakinan ini.

Mengutip Islam.nu.or.id, KH M Syafi’i Hadzami, ulama kenamaan Ahlussunnah wal Jamaah asal Betawi, menjelaskan tentang peristiwa itu dalam buku kumpulan jawaban KH M Syafi’i Hadzami berjudul "Taudlihul Adillah, 100 Masalah Agama jilid 6", yang diterbitkan Menara Kudus.

Bersabda Rasulullah SAW:"Demi Tuhan yang jiwaku di tangan-Nya sungguh hampir akan turun kepadamu (kepada umat ini) Ibn Maryam, menjadi hakim yang adil. Maka Ibn Maryam akan memecahkan palang salib, membunuh babi, membebaskan manusia dari jizyah, dan melimpah-ruahlah harta hingga tak ada seseorang yang mau menerimanya.”

Baca Juga: Mimpi Muhammad Qasim: Dajjal muncul setelah Perang Dunia ke 3 'Armageddon'

KH M Syafi’i Hadzami menguraikan bahwa hadits tersebut ditakhrijkan oleh Al-Bukhari dalam Kitâbul Buyû’ dan dalam Kitâbul Madzâlim, dan dalam Kitâbu Ahâdîtsil Anbiyâ’. Sedang Imam Muslim mentakhrijkan dalam Kitâbul Imân. Abu Daud As-Sajistâni mentakhrijkan hadits tersebut dalam Kitâbul Malâhim, dan At-Tirmidzi dalam Kitâbul Fitan. Demikian pula Ibnu Majah mengeluarkannya dalam Kitâbul Fitan dan ditakhrijkan pula oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.

Untuk singkatnya dapat dikatakan “Rawâhul Jamâ’atu Illa an-Nasâiya”, artinya diriwayatkan oleh Jamaah kecuali Imam An-Nasai.

Adapun mengenai hadits: “Bagaimana halmu, jika anak Maryam turun kepadamu, sedang yang mengimami kamu adalah daripada kamu?”

Hadits tersebut ditakhrijkan oleh Imamul Bukhari dalam Kitâbul Anbiyâ’ dan dalam Kitâbul Imân, dan dikeluarkan pula oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnad-nya.

Baca Juga: Benarkah Socotra yang disebut 'Pulau Alien' adalah tempat Dajjal dirantai saat ini?

Menara Putih Damaskus

Menurut hadits Al-Bukhari dan Muslim, bahwa Nabi Isa AS akan turun dekat menara putih di Dimasyqa atau Damascus. Dan beliau akan membunuh Dajjal di tempat yang bernama Ludd di Damaskus pula. Nabi Isa AS akan mengerjakan haji dan umrah dari jalan Fajjurauhâ’, dan datang membawa syari’at Nabi Muhammad SAW dan beliau adalah sebagai umatnya pula, dan bukan sebagai nabi yang baru.

Dan turunnya beliau adalah dari langit, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Kitâbul Asmâi was Shifât dari Hasyim bin Hasan dari Muhammad dari Abi Hurairah radliyallahu ‘anh.

Bersabda Rasulullah SAW: “Bagaimana nanti keadaan kamu apabila turun Nabi Isa anak Maryam dari langit kepada kamu sedang Imam kamu di antara kamu sendiri.”

Baca Juga: Antara Iluminati, Lucifer, dan Dajjal

Penjelasan bahwa Nabi Isa AS turun dari langit sebagaimana hadits Al-Baihaqi. Walhasil dalam hadits ini tidak ada majaz, dan putaran arti dan makna yang lain, karena lafadh hadits dimulai dengan sumpah yaitu: walladzî nafsî biyadihi, demi Tuhan yang jiwaku berada pada kekuasaan-Nya.

Artinya: “Sumpah itu menunjukkan bahwa perkataan terpakai menurut dhahirnya, tidak ada takwil, dan tidak ada kecuali. Jika tidak begitu, apa gunanya menyebut sumpah.”

Nabi Isa AS Tidak Dibunuh

Kaum Muslimin meyakini dengan jelas dan tegas bahwa Nabi Isa AS tidak disalib atau dibunuh, melainkan ‘diangkat’ oleh Allah SWT. Nabi Isa AS akan kembali ke dunia, di suatu masa, di akhir zaman.

Nabi Isa AS adalah salah seorang dari lima nabi dan rasul yang diberi gelar ‘Ulul Azmi, yakni memiliki sejumlah keistimewaan. Kelima nabi dan rasul yang mendapat gelar itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW.

Sejak dilahirkan, Nabi Isa sudah memiliki keistimewaan (mukjizat), yakni bisa berbicara sejak dalam buaian (QS Ali Imran [3]:46, Almaidah [5]:110, Maryam [19]:29-33), menghidupkan orang mati dengan izin Allah, menciptakan burung dari tanah, menyembuhkan orang buta, sakit sopak (kusta) (lihat QS Ali Imran [3]:49), dan menyuguhkan hidangan dari langit (Almaidah [4]:114). Selain itu, Allah SWT juga memberikan padanya sebuah kitab suci, yakni Injil (QS Almaidah [5]:46).

Saat muncul rencana jahat dari kaum Bani Israil (Yahudi) yang bermaksud membunuhnya, Allah SWT kemudian menyelamatkannya dengan mengangkatnya ke langit. Orang yang dibunuh oleh Yahudi itu adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa. Yang dibunuh tersebut adalah pengikut Isa yang telah berkhianat, yakni Yudas Iskariot.

”Dan, karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya, kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya, orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (Annisaa’ [5]: 157).

Nabi Isa diselamatkan oleh Allah dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan di suatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu tentang hal ini. Alquran menjelaskan peristiwa penyelamatan ini.
”Tetapi, (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan, adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Annisaa’ [5]:158.

Seluruh umat Islam memercayai bahwa Nabi Isa AS akan turun kembali ke bumi dan menyelamatkan umat manusia, membunuh Dajjal, menumpas Ya'juj dan Ma'juj, serta membersihkan akidah umat Islam dari berbagai penyimpangan dan fitnah Dajjal, sebagaimana diterangkan dalam hadis yang diriwayatkan Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan juga Abu Dawud. Namun, beberapa ulama berbeda pendapat mengenai lokasi diturunkannya Isa.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Thabrani, menjelang semua peristiwa di atas, tepatnya sebelum kiamat terjadi, Isa akan turun di sebuah menara yang ada di daerah Damsyik (Damaskus): ''Isa ibn Maryam akan turun di 'Menara Putih' (Al-Mannaratul Baidha') di Damsyik (Damaskus) bagian timur.'' (HR Thabrani dari Aus bin Aus).

 
 

Serupa dengan hadis di atas, dari Nawas bin Sam'an, Rasulullah SAW bersabda, ''Lalu, Isa turun di 'Menara Putih' sebelah timur Damaskus dengan memakai dua potong baju yang dicelup za'faran dan wars, dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas sayap-sayap dua malaikat. Jika dia menundukkan kepalanya, akan menetes. Jika dia mengangkatnya, turunlah air, seperti mutiara. Maka, tidak ada seorang kafir pun yang mencium aroma napasnya, kecuali dia pasti mati dan nafasnya tercium dari jarak sejauh pandangannya.''

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Qishash al-Anbiya' bahwa Isa akan turun di sebuah menara berwarna putih yang terletak di daerah Damaskus, Syam (Suriah sekarang). Ketika itu, akan didirikan shalat Subuh, Maka, imam kaum Muslim berkata kepadanya, ''Majulah, wahai Ruhullah. Jadilah imam.''

Nabi Isa AS menjawab, ''Tidak. Di antara kalian, ada pemimpin-pemimpin yang telah dimuliakan oleh Allah dalam umat ini.'' (HR Muslim dan Ahmad).

Dalam Manar al-Munif, Ibn Qayyim menjelaskan bahwa pemimpin imam dalam hadis ini adalah al-Mahdi yang akan meminta Isa untuk mengimami shalat kaum Muslim. Isa akan hidup di dunia bukan sebagai nabi, melainkan sebagai pengikut Muhammad. Orang-orang Islam akan memandangnya sebagai pemimpin mereka.

Menurut al-Syalabi, al-Mahdi akan memimpin umat Islam dalam shalat dan Isa akan memimpin umat Islam berdasarkan syariat. Dalam kitab hadisnya, bab "Turunnya Isa ibn Maryam" menjelaskan, Isa turun untuk memerintah berdasarkan syariat Nabi Muhammad SAW.

Di menara manakah itu? Menurut Sami bin Abdullah Al-Maghluts dalam bukunya "Athlas Tarikh al-Anbiya' wa ar-Rasul" (Atlas Sejarah Nabi dan Rasul), ada dua buah menara yang sangat mirip sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas.

Kedua menara itu adalah menara Masjid al-Umawi yang dibangun oleh al-Walid bin Abdul Malik (lihat Atlas Hadis karya Syauqi Abu Khalil) dan menara tembok Damaskus. Kedua tempat tersebut memiliki kemiripan yang diduga di sanalah Isa AS akan turun.

Namun, sejumlah pendapat meyakini, menara yang dimaksud adalah menara Masjid al-Umawi. Hafizh Ibnu Katsir dalam an-Nihayah berkata, ''Inilah pendapat yang lebih masyhur tentang tempat turunnya Isa, yaitu di menara putih di timur Damaskus. Dan, saya telah melihat di sebagian buku bahwa Isa turun di menara putih sebelah timur Jami' Damaskus.

Riwayat ini berbunyi, ''Maka, dia turun di atas menara putih yang ada di timur Damaskus.''

Dan, di Damaskus, tidak ada menara yang dikenal dengan menara timur, kecuali menara yang berada di timur Jami' Umawi dan inilah yang lebih cocok dan lebih sesuai karena Isa turun pada saat didirikannya shalat." (An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim I/192). Wallahualam.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler