Isyarat penting Rasulullah SAW tentang Imam Mahdi: Memperoleh petunjuk lewat mimpi

25 Agustus 2023, 19:17 WIB
Ilustrasi - Isyarat penting Rasulullah SAW tentang Imam Mahdi: Memperoleh petunjuk lewat mimpi /Tangkapan layar Instagram.com/@army_of_imam_mahdi

WartaBulukumba.Com - Dia datang di saat dunia sedang menuju kehancuran akibat perang dan negara-negara di dunia dikuasai para pemimpin yang zalim. Apakah hari-hari ini adalah waktu yang dimaksud?

Salah satu isyarat penting Rasulullah SAW tentang Imam Mahdi, yakni memperoleh petunjuk lewat mimpi. Imam Mahdi adalah julukan yang disebutkan Rasulullah SAW di dalam hadis untuk Khalifah akhir Zaman, sebagaimana halnya dengan gelar khalifahamirul mukminin dan sebagainya.

Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk".

Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Mimpi seorang mukmin adalah 1 dari 46 bagian kenabian.” (HR. Bukhari 6987, Muslim 6043 dan yang lainnya).

Itu artinya Imam Mahdi bisa memperoleh petunjuk lewat mimpi.

Baca Juga: Wajib tahu! Inilah ciri-ciri fisik dan tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi

Nama Imam Mahdi yang sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist, ia bernama Muhammad/Ahmad/Qasim (serupa dengan nama Nabi Muhammad).

Nama ayahnya pun serupa maknanya dengan nama ayah rasulullah yaitu Abdullah(Hamba Allah) /Abdul Karim (Hamba yang Maha Pemurah). Jadi nama Imam Mahdi bisa Muhammad bin Abdullah/ Ahmad bin Abdul Karim/Qasim bin Abdullah/Qasim bin Abdul Karim.

Waktu Kedatangan

Menurut sumber-sumber Syiah, Imam Mahdi akan memiliki sifat kebijaksanaan dan kemampuan ilmiah yang luar biasa.

Baca Juga: Menuju Armageddon: Buya Arrazy ungkap sosok Imam Mahdi sudah ada di tengah-tengah kita!

Dia diyakini akan muncul dalam saat yang penuh krisis dan kegelapan moral untuk memimpin perubahan menuju dunia yang lebih adil.

Pandangan Sunni melihatnya sebagai pemimpin yang akan membela Islam dari ancaman dan menjaga nilai-nilai keagamaan.

Terdapat beragam spekulasi tentang waktu kemunculan Imam Mahdi. Beberapa kelompok menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa tertentu dalam dunia modern, sementara yang lain menganggapnya sebagai peristiwa yang akan datang di masa yang belum dapat diprediksi. Antusiasme dan kegembiraan terkait kemunculannya menciptakan energi positif dalam komunitas Muslim.

Baca Juga: Lompatan raksasa ilmu pengetahuan dan teknologi di masa Imam Mahdi

Ciri Fisik Imam Mahdi

Menurut penjelasan Rasulullah SAW yang diterima melalui wahyu (petunjuk Allah) bahwa Imam Mahdi dikatakan berasal dari umat Nabi Muhammad, memiliki kening lebar sebagian ulama mengatakan agak botak, berhidung panjang dan mancung, dan masa kekhalifahannya berumur tujuh tahun,dan ia masih keturunan dari anak cucu Nabi Muhammad.[7]

Ciri fisik dari Imam Mahdi dihimpun dari hadits-hadits al Mahdiyyah. Warna kulit Imam Mahdi seperti kulit bangsa Arab dan bentuk tubuhnya seperti tubuh Bani Israil. Kemudian tubuhnya dideskripsikan tidak tinggi dan tidak pula pendek serta tidak kurus dan tidak juga gemuk.

Baca Juga: Benarkah Muhammad Qasim dibaiat sebagai Imam Mahdi pada tahun 2028?

Sementara wajahnya berseri-seri seperti kaukab durriy atau bintang yang bercahaya, kedua matanya bercelak karena kelopak matanya berwarna hitam, berjanggut tebal, dan pada pipi kanannya ada tahi lalat berwarna hitam.

"Di kedua belikatnya (Imam Mahdi) tercantum tanda seperti yang ada pada belikat Rasulullah yang besarnya seperti telur burung dara,"

Dalam tradisi Islam, keyakinan akan datangnya seorang pemimpin yang disebut Imam Mahdi telah mendarah daging di hati umat Muslim selama berabad-abad.

Meskipun  sejauh ini tidak ada konsensus universal mengenai detailnya, Imam Mahdi diyakini sebagai sosok yang akan muncul pada akhir zaman untuk membawa keadilan, kebenaran, dan keselamatan bagi umat manusia. 

Baca Juga: Puluhan mimpinya terbukti tapi Muhammad Qasim tetap menolak disebut sebagai calon Imam Mahdi

Literatur

Tradisi tentang Imam Mahdi didasarkan pada hadits dan naskah-naskah klasik dalam literatur Islam.

Mengacu pada riwayat-riwayat dari Imam-imam Ahlulbait, khususnya dalam kelompok Syiah, kisah tentang kelahiran dan masa muda Imam Mahdi tercermin dalam catatan sejarah. Namun, pandangan Sunni juga memiliki sudut pandang yang berbeda namun sejalan dalam keyakinan akan munculnya Imam Mahdi.

"Sekelompok dari umatku akan tetap berperang dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat sehingga turunlah Isa bin Maryam. Maka, berkatalah pemimpin mereka (Al-Mahdi), 'Kemarilah dan imamilah shalat kami.' Ia menjawab, 'Tidak. Sesungguhnya, sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada umat ini (umat Islam)'." (HR Muslim dan Ahmad).

Baca Juga: Panji-panji hitam pasukan Imam Mahdi sebenarnya adalah jet-jet tempur?

Keyakinan akan kedatangan Imam Mahdi juga telah mengilhami berbagai karya literatur modern dalam dunia Islam. Buku-buku yang membahas topik ini memiliki peran penting dalam merinci pandangan-pandangan yang beragam tentang sosok ini.

Buku-buku yang membahas Imam Mahdi muncul dalam berbagai sudut pandang dan pendekatan. Dari sudut spiritualitas hingga analisis historis dan tradisional, buku-buku ini memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana keyakinan ini berperan dalam kehidupan umat Muslim dan bagaimana hal itu meresap dalam berbagai aspek masyarakat. Dengan menggali literatur-literatur ini, kita dapat lebih memahami signifikansi keyakinan akan kedatangan Imam Mahdi dalam konteks Islam dan masyarakatnya.

Di antara ratusan literatur tentang Imam Mahdi, ada buku "Imam Mahdi dari Proses Gerakan Hingga Era Kebangkitan" oleh Prof. Ali al-Kurani, Penerbit Misbah, 2004Buku ini mengusung pendekatan historis dan analitis terhadap konsep Imam Mahdi.

Baca Juga: Puncak teknologi manusia ada di era Imam Mahdi, pencapaian tertinggi digital hingga eksplorasi antariksa

Ditulis oleh Prof. Ali al-Kurani, seorang ahli dalam bidang studi keagamaan, buku ini melihat dari sudut pandang yang lebih luas, termasuk peran dan interpretasi gerakan keagamaan yang berhubungan dengan keyakinan akan kedatangan Imam Mahdi.

Dengan pendekatan ini, buku ini memberikan pemahaman yang lebih kontekstual tentang bagaimana pandangan ini berkembang dalam sejarah dan bagaimana itu mempengaruhi pergerakan masyarakat.

Ada pula buku "Doa Akhir Zaman: Menanti Kedatangan Imam Mahdi" oleh Tim Zahra, Penerbit Zahra Publishing House Buku ini adalah salah satu sumber yang memberikan pandangan tentang kedatangan Imam Mahdi dari sudut pandang doa dan spiritualitas.

Dalam buku ini, Tim Zahra menggambarkan bagaimana keyakinan akan Imam Mahdi tercermin dalam doa-doa dan praktik-praktik spiritual umat Muslim. Dengan menggabungkan pandangan teologis dan praktis, buku ini menawarkan perspektif yang lebih dalam mengenai peran spiritual dalam menantikan kedatangan Imam Mahdi.

Buku lainnya adalah "Awaited Imam Mahdi: A Collection of Traditions" oleh Muhammad Tahir-ul-Qadri, Penerbit Minhaj-ul-Quran Publications, 2003.

Buku ini adalah kumpulan hadis dan tradisi yang berkaitan dengan Imam Mahdi. Ditulis oleh Muhammad Tahir-ul-Qadri, seorang ulama terkemuka, buku ini mengumpulkan sumber-sumber tradisional yang merinci karakteristik dan peran Imam Mahdi dalam ajaran Islam. Buku ini membantu pembaca untuk lebih mendalam memahami akar-akar keyakinan akan kedatangan Imam Mahdi dalam literatur Islam.

Turunnya Nabi Isa AS 

Hal pertama yang akan dilakukan Isa AS setelah turun dari langit adalah menunaikan shalat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadis-hadis di atas. Isa akan menjadi makmum dalam shalat yang dipimpin oleh Imam Mahdi.

Peristiwa kedatangan Nabi Isa ini sebelumnya akan didahului oleh kondisi dunia yang dipenuhi dengan kezaliman, kesengsaraan, dan peperangan besar yang melibatkan seluruh penduduk dunia.

 

Pada saat itu, seorang pemimpin Muslim (Al-Mahdi) akan berhadapan dengan Dajjal yang telah menyebarkan fitnah di kalangan umat Islam. Maka, saat itulah, Isa putra Maryam akan turun ke bumi dan menumpas semua itu dan membunuh Dajjal, membersihkan segala penyimpangan agama, dan menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal. Dajjal ini mengaku bahwa dirinya sebagai Tuhan. Maka, Isa akan bekerja sama dengan Imam Mahdi untuk memberantas semua musuh-musuh Allah.

Selain itu, Isa juga akan menyelamatkan manusia dari fitnah Ya'juj dan Ma'juj. Dalam hadis yang diriwayatkan Thabrani, disebutkan, fitnah dan kejahatan Ya'juj dan Ma'juj ini sangat besar. Tiada seorang manusia pun yang dapat mengatasinya. Jumlah mereka sangat banyak sehingga kaum Muslim terpaksa harus menyalakan api selama lebih kurang tujuh tahun untuk berlindung dari penyerangan dan panah-panah Ya'juj dan Ma'juj.

Sebagaimana dikisahkan, Ya'juj dan Ma'juj selama ini terkungkung dalam sebuah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain. Mereka akhirnya bisa keluar setelah secara perlahan-lahan melubangi tembok tersebut. Tembok Zulkarnain itu terbuat dari besi dan tembaga dan terletak di daerah Georgia (Asia Tengah).

Untuk mengatasi masalah ini, kaum Muslim terpaksa harus bertahan di bukit Thursina selama beberapa waktu. Hingga akhirnya Isa berdoa kepada Allah agar mengirimkan bantuan dan doa itu pun dikabulkan. Saat itulah, Ya'juj dan Ma'juj berhasil diatasi (HR Ahmad, Muslim dan Tirmidzi dari An Nawwas bin Sam'an).

Setelah berhasil mengalahkan Ya'juj dan Ma'juj, Isa pun kemudian wafat. Menurut sejumlah riwayat, saat diturunkan hingga wafatnya kelak, itu terjadi selama 40 tahun. Dan, kehadiran Isa ini merupakan salah satu tanda-tanda terjadinya kiamat kubra (besar).

Implikasi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Keyakinan akan datangnya Imam Mahdi memberikan harapan dan semangat dalam kehidupan sehari-hari kaum Muslim.

Menghadapi cobaan dan kesulitan, pandangan tentang kedatangan Imam Mahdi dapat menjadi sumber ketenangan batin dan keteguhan. Namun, perdebatan tentang apakah keterlibatan manusia dalam mengakselerasi kemunculannya muncul sebagai isu menarik.

Imam Mahdi, sebagai tokoh sentral sepeninggal Rasulullah SAW dalam keyakinan Islam, mewakili harapan akan perubahan dan keadilan. Walaupun pandangan tentangnya bervariasi di seluruh spektrum Islam, keyakinan akan kemunculannya telah menghubungkan umat Muslim secara spiritual dan moral.

Implikasi keyakinan ini dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan daya inspiratif yang mampu memberikan ketenangan di tengah tantangan dunia modern yang kompleks.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler