Sementara itu, Bahan C menunggu, sebuah kombinasi santan kental, gula pasir, terigu, dan garam, mewakili kepolosan dan kesederhanaan. Dicampur dan dimasak dengan lembut, adonan putih ini menceritakan kisahnya sendiri, lembut dan menenangkan.
Cara membuat
Di dapur yang sudah dipenuhi aroma menggoda, kita memulai langkah selanjutnya. Pengukusan dimulai, menghangatkan ruangan dengan uap yang menari. Kita mengambil adonan putih, yang sekarang sudah siap, dan memasukkannya ke dalam botol, siap untuk menyempurnakan karya kita.
Cetakan kue talam sudah menanti, oleskan minyak goreng tipis-tipis, seperti melukis kanvas. Adonan pandan, kini menjadi bintang utama, dituang dengan penuh perasaan ke dalam cetakan. Lalu, dengan gerakan yang penuh kehati-hatian, adonan putih ditambahkan, menciptakan lapisan yang sempurna.
Sajian kue nona manis kini siap untuk diukus. Dengan api sedang, kue ini perlahan mengembang, mengunci aroma dan rasa dalam setiap lapisannya. Selama 10-12 menit, kita menunggu dengan penuh antisipasi, membayangkan keajaiban yang sedang terjadi di dalam pengukus.
Akhirnya, saatnya tiba, kue nona manis, dengan lapisan hijau pandan yang lembut dan lapisan putih yang halus, siap disajikan. Setiap gigitan adalah perayaan rasa, sebuah perjalanan melalui tradisi dan inovasi, menangkap esensi dari keindahan kuliner Bulukumba.***(Israwaty Samad)