Teh mate dikenal banyak dikonsumsi para penduduk di negara-negara Amerika Latin bagian tenggara.
Selama rentang waktu empat pekan, tikus-tikus dalam penelitian itu memakan makanan yang mengandung 40 persen lemak, 45 persen karbohidrat, dan 15 persen protein.
Tikus-tikus percobaan itu juga mencerna salah satu bentuk kafein dalam jumlah yang setara dengan manusia minum empat cangkir kopi sehari.
Baca Juga: Benarkah ngopi sebelum olahraga bisa membakar lemak?
Pada akhir periode empat minggu, persentase massa tubuh tanpa lemak dalam berbagai kelompok tikus 'berbeda secara signifikan'. Tikus yang mengonsumsi kafein dari teh, kopi, atau sumber sintetis menghasilkan lebih sedikit lemak tubuh daripada tikus dalam kelompok lain.
"Mempertimbangkan temuan, teh dan kafein dapat dianggap sebagai agen anti-obesitas," kata rekan penulis studi dan direktur divisi ilmu gizi di University of Illinois, Elvira Gonzalez de Mejia.
Hasil penelitian ini, kata dia, dapat ditingkatkan ke manusia untuk memahami peran teh dan kafein sebagai strategi potensial untuk mencegah kelebihan berat badan dan obesitas.***