Kenali 4 tanda air ketuban tidak normal

17 Desember 2021, 13:00 WIB
5 Fungsi Cairan Ketuban (Cairan Amnion) Bagi Bayi, Berikut Penjelasannya /pixabay.com/sbtlneet

WartaBulukumba - Cairan amnion atau air ketuban merupakan cairan yang melindungi dan menopang saat janin tumbuh dalam rahim.

Cairan air ketuban yang normal umunya, berwarna bening agak keruh namun seperti tanpa warna atau berwarna kuning. 

Tetapi ada sebagian ibu hamil yang memiliki air ketuban dengan kondisi tidak normal. Misalnya volume air ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak. Bahkan mungkin juga air ketuban berwana tidak normal.

Baca Juga: Ingin melahirkan bayi cerdas? Intip 6 jenis makanan untuk ibu hamil

Berikut 4 tanda air ketuban tidak normal yang harus diwaspadai, dikutip WartaBulukumba.com dari Alodokter

Air ketuban terlalu banyak

Secara medis, air ketuban terlalu sedikit disebut polihidramnion. kKondisi ini merupakan komplikasi yang umum dialami ibu hamil.

Sebagian besar ibu hamil dengan kondisi polihidramnion dapat melahirkan bayi yang sehat. Meski demikian, disarankan untuk mewaspadai hal ini.

Baca Juga: Manfaat bersepeda saat hamil, simak tips amannya

Penyebab air ketuban terlalu banyak belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan polihidramnion, di antaranya kelainan bawaan pada janin, seperti ketidakmampuan janin menelan air ketuban dan membuangnya.

Ibu hamil menderita penyakit diabetes, termasuk diabetes qestasional. Hal lainnya karena kondisi hamil kembar yang disertai dengan sindrom transfusi kembar ke kembar.

Rhesus darah antara ibu dan janin berbeda atau inkomatibilitas rhesus. Infeksi dalam kehamilan serta masalah pada jantung bayi, seperti kelainan jantung bawaan, juga menjadi faktor penyebabnya. 

Baca Juga: Beragam manfaat berenang saat hamil, simak panduannya

Polihidramnion dapat meningkatkan risiko terjadinya bayi lahir prematur dan ibu hamil mengalami perdarahan setelah melahirkan. Karena itu, ibu hamil penting melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin guna mendeteksi sejak dini risiko terjadinya polihidramnion.

Air ketuban terlalu sedikit

Oligohidramnion atau air ketuban terlalu sedikit lebih rentan terjadi pada trimester akhir kehamilan. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa faktor, misalnya, komplikasi kehamilan, seperti hipertensi, dehidrasi,preeklamsia, dan diabetes.

Kehamilan lewat bulan atau usia kehamilan melebihi 42 minggu, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti angiotensin-converting enzyme (ACE).

Baca Juga: Ternyata menari sangat bermanfaat saat hamil, ini penjelasannya

faktor lainnya adalah solusio plasenta, selaput ketuban pecah dan juga masalah pada janin, seperti kelainan genetik.

Melalui pemeriksaan volume air ketuban menggunakan USG, oligohidramnion dapat diketahui. Jika ibu hamil didiagnosis mengalami oligohidramnion, dianjurkan untuk minum air putih lebih banyak, terlebih bila disertai dengan gejaladehidrasi.

Selain itu, kondisi air ketuban sedikit juga memerlukan injeksi cairan ketuban atau amnioinfusi. Langkah penanganan ini dilakukan oleh dokter dengan cara memberikan cairan saline yang disuntikkan ke dalam dinding kantong ketuban.

Baca Juga: Bagaimana cara aman mewarnai rambut saat hamil? Intip tips ini

Ketuban pecah dini

Istilah ketuban pecah dini yaitu ketuban yang pecah sebelum waktunya. Pada sebagian ibu hamil, ketuban bisa pecah sebelum kehamilan menginjak usia 37 minggu.

Semakin dini kondisi ini terjadi, semakin serius kondisi yang dialami ibu dan janin. Sering kali tidak diketahui penyebab ketuban pecah dini, tetapi ada beberapa faktor risiko yang diduga bisa menjadi pemicunya, yaitu infeksi pada vagina, rahim, atau leher rahim.

Kebiasaan merokok, riwayat operasi atau biopsi leher rahim, riwayat kondisi serupa pada kehamilan sebelumnya dan juga kantong ketuban terlalu meregang karena polihidramnion atau sebab lain.

Baca Juga: Hindari terlalu kurus saat hamil, jika tidak ingin mengalami risiko komplikasi kehamilan

Bila ibu hamil merasakan air mengalir dari vagina, baik secara perlahan maupun menyembur, segera ambil kain untuk menyerap cairan tersebut.

Ciumlah aromanya dan pastikan apakah air ketuban berbau urine atau tidak. Bila setelah dicium ternyata bukan urine, segera cari bantuan medis.

Air ketuban berwarna tidak normal

Ketuban bisa pecah dengan sendirinya, jika sudah memasuki usia persalinan. Air ketuban yang keluar normalnya berwarna putih keruh hingga kekuningan dan tidak berbau.

Baca Juga: 6 tips mengatasi perasaan sering lapar saat hamil, salah satunya batasi makanan cepat saji

Jika berwarna kehijauan atau kecokelatan, bercampur dengan banyak darah, bertekstur kental, dan berbau busuk, bisa menandakan kelainan pada janin atau infeksi pada ketuban. Kondisi ini perlu segera ditangani oleh dokter, karena sudah tidak normal.***

 

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: Alo Dokter

Tags

Terkini

Terpopuler