Beberapa jenis penyakit bayi yang harus diwaspadai dan cara menangani

13 Desember 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi bayi. /Unsplash/Peter Oslanec

 

WartaBulukumba - Waspadai berbagai jenis penyakit berbahaya yang sering terjadi pada bayi. 

Beberapa penyakit berbahaya bagi bayi yang sulit dikenali, ini karena bayi belum bisa berbicara.

Namun terkadang bayi menunjukkan gerakan yang bisa dikenali, misalnya seja Si Kecil sedang lapar atau sedang basah.

Baca Juga: Tips agar bayi bisa tidur dengan pulas dan nyaman

Hal yang sama juga terjadi, saat bayi sedang merasakan sakit, hanya saja memang sebagai orang dewasa kita tidak bia mengenali gerakan yang dutunjukkan oleh bayi. 

Apa saja jenis penyakit berbahaya yang sering dialami bayi dan cara menangani? berikut penjelasannya, dikutip WartaBulukumba.com dari AloDokter.

Diare

Pada bayi yang masih menyusui, gejala diare memang agak sulit dibedakan dengan buang air biasa.

Baca Juga: Bayi susah tidur? Intip penyebab dan cara mengatasinya

Namun, apabila feses yang keluar berwujud cair dan frekuensi buang air besar lebih sering dari biasanya, hal ini mungkin menandakan bahwa bayi sedang terkena diare.

Diare pada bayi juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti mulut kering, menangis tanpa air mata, rewel, kurang mau minum atau menyusu, tubuhnya tampak lemas, dan matanya terlihat cekung.

Penanganan oleh dokter harus segera dilakukan karena kondisi ini dapat membahayakan nyawa bayi. Terlebih saat bayi mengalami dehidrasi.

Baca Juga: Apa saja perlengkapan bayi yang tidak perlu dibeli? Simak di sini

Respiratory syncytial virus (RSV)

Penyakit infeksi virus pada paru-paru dan saluran pernapasan yang umumnya menyerang bayi dan anak-anak, atau Respiratory syncytial virus (RSV).

Penyakit ini lebih berisiko terjadi pada baayi prematur. Infeksi RSV dapat menyebabkan bayi terkena bronkitis dan pneumonia.

Gejala umum dari infeksi RSV pada bayi adalah napas cepat dan berbunyi, demam, batuk, pilek, serta lesu.

Baca Juga: Waspada, bayi belum lahir bisa terpapar asap rokok!

Jika Si Kecil menunjukkan gejala RSV, batasi kontaknya dengan orang lain dan jagalah kualitas udara di dalam rumah agar tetap bersih dan segar. Jauhkan pula Si Kecil dari polusi dan asap rokok.

Penyakit bayi ini umumnya bisa sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari. Namun, perlu segera membawa Si Kecil ke dokter jika usianya masih di bawah 3 bulan.

Juga jika ia mengalami gejala yang berbahaya, seperti sesak napas, tubuhnya terlihat sangat lemas, atau kulit tampak kebiruan.

Baca Juga: Bayi gemuk dan sehat? Berikut 8 jenis makanan pendamping yang bisa dicoba

Otitis media

Infeksi bakteri atau virus pada telinga bagian tengah atau otitis media. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada bayi yang sering pilek, batuk, atau banyak terpapar polusi, misalnya asap rokok.

Ketika terkena infeksi telinga, bayi umumnya akan terlihat lebih rewel atau banyak menangis, sering menarik telinga, demam, muntah, keluar cairan dari telinga, hingga gangguan pendengaran.

Jika Si Kecil menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: 5 manfaat minyak telon bagi bayi, salah satunya menenangkan bayi saat dipijat

Hal ini penting untuk mencegah komplikasi berbahaya, seperti gangguan pendengaran permanen atau meningitis.

Diabetes pada bayi

Penyakit diabetes tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak dan bayi.

Penyakit bayi ini lebih sering terjadi pada bayi yang terlahir dari ibu yang memiliki diabetes qestasional.

Baca Juga: 10 makanan pendamping ASI untuk bayi usia di atas 6 bulan

Bayi yang mengalami diabetes biasanya akan memiliki berat badan lahir lebih besar dari bayi normal.

gejala lain diabetes pada bayi seperti penyakit kuning, sesak napas, lemas, kejang, cepat haus, wajah bengkak, hingga tubuh gemetaran atau tremor.

Bayi yang terkena diabetes juga lebih berisiko mengalami diabetes tipe 1 di kemudian hari. Oleh karena itu, penyakit ini perlu ditangani langsung oleh dokter.

Baca Juga: Bayi flu, jangan langsung diberi obat pilek! Lakukan hal ini terlebih dahulu

Retinoblastoma

Tumor ganas atau kanker pada retina yang dapat menyerang anak-anak berusia di bawah 2 tahun disebut penyakit retinoblastoma.

Penyakit yang ditandai dengan ukuran pupil mata yang membesar, posisi mata tidak sejajar atau juling, terdapat pantulan cahaya berwarna putih pada pupil mata, serta gangguan penglihatan.

Jika menemukan gejala tersebut pada Si Kecil, segera konsultasikan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Apa saja perlengkapan bayi yang tidak perlu dibeli? Simak di sini

Jika terlambat ditangani, retinoblastoma berisiko tinggi menyebabkan kematian pada bayi dan anak-anak.

Meningitis

Peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang akibat infeksi virus maupun bakteri yang disebut dengan penyakit meningitis.

Beberapa gejala yang sering ditimbulkan oleh penyakit yang sering menyerang anak-anak ini seperti leher kaku, demam tinggi, sakit kepala hebat, muntah, sensitif terhadap cahaya, ruam kemerahan, sering mengantuk, kejang, dan tidak nafsu makan.

Apabila menemukan gejala tersebut pada Si Kecil, segera periksakan ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Manfaat labu siam untuk ibu hamil, simak caranya di sini

Sepsis

Sepsis merupakan kondisi medis serius yang disebabkan oleh infeksi berat pada tubuh. Umumnya sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri, tetapi bisa juga karena virus.

Penyakit ini terjadi pada bayi baru lahir dan bayi yang sudah berusia lebih tua. Penyakit yang berisiko terjadi pada bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah. 

Juga berisiko pada bayi yang terkena infeksi ketika masih di dalam rahim atau saat dilahirkan.

Baca Juga: Risiko dan manfaat memelihara hewan saat hamil

Gejala yang umunya terjadi seperti sering mengantuk, napas sangat cepat, muntah, diare, demam, suhu tubuh menurun, tidak mau menyusu, serta kulit yang tampak pucat atau kuning.

Sepsis merupakan kondisi berbahaya pada bayi. Jika tidak segera diobati oleh dokter, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi yang fatal.

Necrotizing enterocolitis (NEC)

Penyakit ini banyak menyerang bayi yang baru lahir atau beberapa bulan pertama setelah kelahirannya.

Baca Juga: Apa saja jenis makanan sehat untuk ibu hamil? Yuk, intip di sini!

Penyakit bayi ini terjadi ketika usus besar bayi meradang, sehingga muncul luka atau bahkan lubang di usus bayi.

Penyebab terjadinya NEC belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi prematur atau terlahir dengan berat badan rendah, bayi yang diberi susu formula, atau bayi yang mengalami kekurangan oksigen saat lahir.

Selain itu, NEC juga diduga disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran cerna bayi.

Baca Juga: Belum hamil? Inilah manfaat vitamin E untuk kesuburan

Penyakit bayi yang satu ini dapat menyebabkan bayi mengalami gejala mual, muntah, rewel karena nyeri perut, lemas, kurang mau menyusu, dan terdapat darah pada tinja.

Jika tidak segera diobati, NEC bisa menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian.

Bayi umumnya memang rentan sakit karena daya tahan tubuhnya masih lemah dan belum berkembang sempurna.

Baca Juga: Posisi tidur Ibu hamil yang disarankan dan yang perlu dihindari

Namun, apabila ia menunjukkan gejala berat yang tidak kunjung membaik, hal ini bisa jadi pertanda bahwa bayi sedang sakit atau terkena penyakit tertentu.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler