Jam kerja berlebihan penyebab kematian terbesar di dunia

19 September 2021, 19:12 WIB
Ilustrasi - WHO membuktikan bahwa jam kerja yang terlalu panjang selama pandemi Covid-19 rupanya membunuh ratusan hingga ribuan orang dalam setahun. /Pixabay/StartupStockPhotos

WartaBulukumba - Waktu atau jam kerja yang berlebihan menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia belakangan ini.

Sebuah studi terbaru mengemukakan hal tersebut, pekerjaan dengan durasi panjang telah menjadi 'hantu' menakutkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan hampir dua juta orang per tahun meninggal karena penyakit dan cedera terkait pekerjaan, berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan.

Baca Juga: Inilah salah satu cara alami mengatasi nyeri sendi pasca sembuh dari Covid-19

"Lebih dari 80% kematian terkait pekerjaan disebabkan oleh penyakit tidak menular, secara khusus adalah penyakit kardiovaskular dan pernapasan, yang diperburuk oleh faktor-faktor di tempat kerja," ungkap Sekjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir WartaBulukumba.com dari PMJ News yang mengutip VOA, Ahad 19 September 2021.

Tedros menyebutkan bahwa jam kerja yang panjang adalah satu-satunya pekerjaan yang paling mematikan.

Hal tersebut menjadi faktor risiko utama yang tercatat menyebabkan 750.000 kematian setiap tahunnya di seluruh dunia.

Baca Juga: Akibat tekanan kerja perempuan lebih berisiko serangan jantung

Sebagian besar kematian atau sekitar 80 persen disebabkan oleh penyakit tidak menular akibat kerja, sementara 20 persen sisanya disebabkan oleh kecelakaan kerja.

Studi tersebut tidak memasukkan data mengenai dampak kematian terkait pekerjaan akibat infeksi Covid-19 yang menjadi pandemi dunia saat ini.

Di mana banyak pekerja dari berbagai sektor memiliki risiko karena tetap harus melakukan pekerjaan mereka.

Baca Juga: Ternyata bermain golf dapat memperpanjang usia

Pertimbangan 19 faktor risiko pekerjaan, termasuk paparan jam kerja yang panjang, paparan polusi udara di tempat kerja, serta karsinogen dan kebisingan, menurut hasil studi yang dilakukan WHO dan ILO.***

 

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler