Pejabat China ungkap kelemahan vaksin dari negaranya

11 April 2021, 15:03 WIB
ilustrasi vaksin covid-19 /ALiefia R/pexels // @cottonbro

WartaBulukumba - Benarkah isi dari anpul yang diinjeksikan melalui tajamnya jarum suntik itu menembusi kulit dan daging manusia tak lebih dari bisnis semata? 

Pandemi Covid-19, bisnis, dan industri medis lantas menjadi selingkar pertanyaan masyarakat global.

Teranyar, sangat mengejutkan, seorang pejabat China menyatakan bahwa vaksin China tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi.

Baca Juga: Benny 'BNY' raih Doktor Terbaik Ilmu Hukum UMI dengan predikat Cumlaude

"(Vaksin China) tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," kata direktur Pusat Pengendalian Penyakit China, Gao Fu, pada konferensi Sabtu, 10 April 2021 di kota barat daya Chengdu, seperti dikutip dari Japan Today.

China selama ini dikenal sebagai negara yang paling bergiat dalam industri vaksin. Ratusan juta dosis vaksin telah meluncur dari negeri tirai bambu itu ke berbagai negara lain.

Penuturan Gao, pada 2 April 2021 sekitar 34 juta orang telah menerima kedua dosis yang dibutuhkan oleh vaksin China dan sekitar 65 juta menerima satu.

Baca Juga: Regulator obat di Eropa kembali selidiki efek samping vaksin Johnson & Johnson

“Sekarang dalam pertimbangan resmi apakah kami harus menggunakan vaksin yang berbeda dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi,” kata Gao.

 

Belum lama ini sejumlah ilmuwan di Brasil meneliti tingkat efektivitas vaksin Covid-19  Sinovac dari China.

Hasil penelitian itu menemukan bahwa efektifitas Sinovac dalam mencegah infeksi serendah 50,4 persen. 

Baca Juga: Anak-anak muda berjas biru ini belajar menghormati dan menyayangi alam di Desa Salassae

Sebagai perbandingan, vaksin Pfizer memiliki tingkat efektifitas 97 persen.

Gao Fu tidak memberikan rincian kemungkinan perubahan dalam strategi, tetapi ia menyebutkan mRNA, teknik eksperimental sebelumnya yang digunakan oleh pengembang vaksin Barat sementara pembuat obat China menggunakan teknologi tradisional.

“Setiap orang harus mempertimbangkan manfaat vaksin mRNA bagi umat manusia. Kita harus mengikutinya dengan hati-hati dan tidak mengabaikannya hanya karena kita sudah memiliki beberapa jenis vaksin," kata Gao.

Baca Juga: Elon Musk tunjukkan monyet dengan chip otak memainkan videogame sambil berpikir

Gao sebelumnya mengajukan pertanyaan tentang keamanan vaksin mRNA.

Pertanyaan sama dijukan oleh media pemerintah China dan blog kesehatan dan sains populer terkait keamanan dan efektivitas vaksin Pfizer, yang menggunakan mRNA.***

Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-rakyat.com dengan judul "Pejabat Tiongkok: Vaksin China Tidak memiliki Perlindungan yang Sangat Tinggi".

Editor: Nurfathana S

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler