Regulator obat di Eropa kembali selidiki efek samping vaksin Johnson & Johnson

- 11 April 2021, 08:05 WIB
Ilustrasi vaksin Johnson & Johnson./
Ilustrasi vaksin Johnson & Johnson./ /Reuters/Dado Ruvic

WartaBulukumba - Salah satu cara terbaik memutus mata rantai penyebaran virus Covid -19 adalah dengan vaksinasi. Program vaksinasi di seluruh dunia masih terus digenjot pemerintah.

Sayangnya, efek samping yang menyertai pemberian vaksin itu sendiri menimbulkan keraguan dan keengganan sejumlah calon penerimanya. Di beberapaa negara, efek samping dari sebuah vaksin bisa merenggut nyawa penerimanya.

Dilansir WartaBulukumba dari New York Post pada Ahad 11 April 2021, regulatur obat di Eropa meninjau kembali kasus pembekuan darah yang dialami oleh empat orang Amerika Serikat yang menerima vaksin Covid -19 Johnson & Johnson.

Baca Juga: Elon Musk tunjukkan monyet dengan chip otak memainkan videogame sambil berpikir

European Medicines Agency (EMA) mengatakan sedikitnya tiga kasus serius pembekuan darah dan trombosit rendah terjadi di AS selama peluncuran vaksin Johnson & Johnson dari unit Janssen dan satu orang dinyatakan meninggal karena pembekuan darah yang dilaporkan selama uji klinis.

Laporan dari EMA itu merupakan laporan pertama yang menyebutkan perihal pemeriksaan pembekuan darah terkait dengan vaksin Johnson & Johnson.

Johnson & Johnson mengatakan pihaknya mengetahui laporan langka perihal pembekuan darah dan bekerja dengan regulator.

Baca Juga: Hanya 37 kota diizinkan pemerintah untuk mudik lokal, ini daftarnya

"Saat ini, tidak ada hubungan sebab akibat yang jelas antara peristiwa langka ini dan vaksin Janssen," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x