WartaBulukumba.Com - Di tengah kegelapan malam yang diselimuti kesedihan, langit Rafah berubah menjadi palung api dan asap. Suara dentuman dan jeritan memecah kesunyian, melanjutkan tragedi di Bumi Syam.
Dalam serangan Zionis ke Kota Rafah, baik dari udara maupun laut, sedikitnya 67 nyawa warga sipil Palestina dicabik serangan udara.
Rafah, dengan populasi yang padat dan infrastruktur yang rapuh, berubah menjadi lanskap kehancuran yang luas.
Baca Juga: Pasukan penjajah 'Israel' meledakkan bangunan tapi menimpa serdadu mereka sendiri
Tiga masjid rusak parah
Diwartakan AFP pada Senin, 12 Februari 2024, militer Zionis melancarkan serangan udara besar-besaran di Rafah, Gaza, pada Senin dini hari waktu setempat.
Para jurnalis dan saksi AFP mendengar serangkaian serangan dan melihat asap mengepul di atas kota yang penuh sesak oleh ribuan pengungsi itu.
Rilis resmi pihak Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyatakan serangan udara Zionis tersebut merusak 14 rumah dan tiga masjid di berbagai bagian di Rafah.
Baca Juga: Kalah terus melawan mujahidin Palestina, kebiadaban penjajah 'Israel' terhadap warga sipil berlanjut
Nebal Farsakh, juru bicara Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina, menggambarkan keputusasaan yang melanda: "Setiap sudut Rafah telah menjadi surga bagi yang terlantar, namun surga itu sendiri kini telah hilang." Pengungsi berbondong-bondong mencari perlindungan, namun yang mereka temukan hanyalah puing dan kehancuran.