WartaBulukumba.Com - Di bawah langit kelabu, di salah satu sudut Gaza yang luluh lantak, seorang bocah lelaki duduk sendiri, dipeluk oleh dinginnya udara yang terasa sampai ke tulang. Butiran hujan menari turun dari langit, membasahi rambut dan pakaian tipisnya. Tubuhnya menggigil, menahan dingin yang menggigit.
Di hadapannya, sebuah tempat sampah yang agaknya berfungsi sebagai perapian menawarkan sedikit kehangatan. Ia menjulurkan kedua tangannya, mencari hawa pengusir dingin.
Api kecil yang berkerdip lemah mencoba menyaingi dingin yang menyeruak. Asap tipis meliuk-liuk, bagai lukisan abstrak yang terbentang di udara dingin. Dengan mata yang sembab, ia menatap api itu, mencari secuil harapan di tengah kebekuan yang memeluknya. Bocah lelaki itu hanya satu dari sejuta cerita kepedihan di Gaza. Videonya beredar luas di media sosial.
Baca Juga: Hamas mengendalikan sepenuhnya perang di Gaza, Zionis terus menarik mundur pasukannya
Menadah air hujan
Sebuah video lainnya yang beredar luas di media sosial, di tengah reruntuhan Gaza, seorang pemuda Palestina berdiri, siluetnya melawan langit yang kelabu.
Dia, dengan tangan yang keras oleh kehidupan, mengulurkan sebuah panci lusuh, menangkap air hujan yang jatuh dari langit yang tak lagi biru. Ia menceduk air hujan yang tertinggal di atas tenda. Setiap tetes, bagai mutiara dari langit, adalah harapan yang murni di tanahnya yang lara.
Atap tendanya, tempat air berkumpul, menjadi sumber kehidupan di tengah pengepungan. Di kejauhan, bantuan kemanusiaan, pemberian dunia yang terhenti oleh tangan-tangan Zionis, hanya menjadi bayangan. Namun, di dalam tetes hujan itu, dia menemukan ketabahan, menelan setiap kegetiran dengan keberanian.
Baca Juga: Tiga bulan perang di Gaza pasukan Zionis hanya punya 4 opsi: Tewas, cacat, disandera, dan gila
Dalam video yang diunggah media Khaberni di X, sebuah pesan dari seorang ibu Palestina yang terpaksa melarikan diri dari Khan Yunis oleh kebrutalan pendudukan mengatakan: “Pesan saya adalah bahwa Allah cukup bagi saya dan Dia adalah pengatur segala urusan.”