WartaBulukumba.Com - Di atas tanah Tulkarm, di tengah gema Tepi Barat, melodi ketidakadilan yang not-notnya ditulis dengan peluru dan batu, diwarnai dengan asap dan debu. Di sini, setiap dentuman, setiap teriakan, membentuk harmoni yang pahit tentang perlawanan.
Serangan Zionis terhadap Tulkarm di Tepi Barat terjadi seusai pasukan Zionis telah kehilangan kendali penuh atas bagian utara Gaza, dan sebagian besar wilayah tersebut kini kembali berada di bawah kendali Hamas.
Bumi bergetar di bawah langkah-langkah berat tentara dan demonstran, menciptakan irama yang bergema di seluruh jantung Palestina. Udara terisi dengan teriakan dan deru; suara-suara yang menceritakan kisah-kisah keberanian dalam menghadapi penindasan.
Selama lebih dari 24 jam, konfrontasi dan perlawanan berkecamuk di sana, menjadi bagian dari pertempuran yang lebih luas, yang dinamai "Thuufan Al-Aqsa". Ini adalah cerita tentang ketegangan, keberanian, dan tindakan yang tidak terduga, yang terjadi pada hari Kamis, 18 Januari 2024.
Baca Juga: Hari ke 100 perang di Gaza: Pejuang Palestina hancurkan lebih 60 persen kendaraan tempur Zionis
Konflik di Tepi Barat memiliki akar sejarah yang panjang dan rumit. Tulkarm, terletak di wilayah yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Palestina, telah lama menjadi pusat pertempuran antara penduduk Palestina dan kekuatan pendudukan. Ketegangan ini sering kali memuncak menjadi kekerasan, seiring dengan tumbuhnya permukiman ilegal dan tindakan represif oleh kekuatan pendudukan.
Selama 24 jam terakhir, Tulkarm dan daerah sekitarnya telah menyaksikan eskalasi signifikan dalam bentuk perlawanan. Total terdapat 18 aksi perlawanan, yang mencakup berbagai bentuk konfrontasi. Bentrokan bersenjata dan penembakan terjadi sebanyak 3 kali. Penggunaan alat peledak dilaporkan 4 kali. Sebuah kendaraan militer rusak. Konfrontasi dengan pemukim dilakukan 2 kali. Pelemparan batu dan konfrontasi terjadi 8 kali.
Di Yerusalem, Hizma menjadi tempat menghadapi pemukim dan melempar batu. Di Ramallah, distrik Nabi Saleh dan Kamp Al-Amari menyaksikan konfrontasi dan pelemparan batu. Di Jenin, terjadi penembakan di Pos Pemeriksaan Al-Jalama.
Nablus menjadi lokasi konfrontasi yang intens, dengan Huwara dan Zawata menjadi titik panas konflik. Demonstrasi juga terjadi di kota Nablus. Di Qalqilya, terjadi bentrokan bersenjata dan pelemparan alat peledak.
Tulkarm, khususnya di Kamp Nour Shams dan Kamp Tulkarm, menjadi saksi bentrokan bersenjata dan peledakan alat peledak, termasuk kerusakan pada kendaraan militer. Di Hebron, Bani Naim juga mengalami bentrokan dan pelemparan batu.***