Update Timur Tengah membara: Gaza, Tepi Barat, Yaman dan Laut Merah

- 16 Januari 2024, 13:00 WIB
Milisi Houthi berbaris sambil memegang senjata api
Milisi Houthi berbaris sambil memegang senjata api /Antara

WartaBulukumba.Com - Timur Tengah membara! Di Gaza, suara dentuman tetap mengakrabi perang, di sisi lain genosida terus berlanjut oleh Zionis. Sementara itu ketegangan di Laut Merah kian meningkat. Yaman, termasuk milisi Houthi, dalam kesiagaan. Hamas terus menggempur tentara penjajah 'Israel' dengan kegigihan perlawanan. Di Tepi Barat, pejuang Palestina juga memberikan perlawanan tak kenal lelah, menandai langit dengan asap hitam dan letusan. Sementara itu, di panggung internasional, diplomasi tingkat tinggi berlangsung, mencari solusi dalam labirin yang rumit dan penuh dengan intrik politik.

Diwartakan Al Jazeera pada Selasa, 16 Januari 2024, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, otoritas 'Israel' mencegah misi bantuan yang membawa makanan, obat-obatan, air, dan perlengkapan penting lainnya ke Gaza utara. Dilaporkan bahwa setidaknya 132 orang tewas di Gaza dalam 24 jam terakhir​.

Serangan biadab penjajah 'Israel' terus berlanjut, menewaskan dan melukai puluhan warga sipil di Gaza utara, tengah, dan selatan.

Baca Juga: Laut Merah membara! AS dan Inggris serang milisi Houthi di Yaman

Setidaknya tiga orang Palestina tewas oleh pasukan 'Israel' di Tepi Barat yang diduduki. Dua orang ditembak selama konfrontasi dengan militer 'Israel' di dekat Hebron, dan satu lagi di dekat Tulkarem.

Ada kekacauan saat ratusan orang Palestina mengerumuni truk bantuan yang mengirim makanan ke Gaza.

Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan kekacauan saat tembakan Zionis membubarkan ratusan warga yang sedang mencari apa saja yangbisa dimakan di luar.

Baca Juga: Zionis kian menjadi-jadi di Gaza dan Tepi Barat setelah AS dan Inggris serang Houthi Yaman

Houthi kembali menyerang kapal kargo AS

Dilaporkan BBC pada Selasa, Houthi telah menyerang kapal kargo milik Amerika Serikat dengan rudal balistik di lepas pantai Yaman, menurut pernyataan AS.

Kapal tersebut, Gibraltar Eagle, melaporkan "tidak ada cedera atau kerusakan signifikan", menurut komando militer Amerika Serikat untuk Timur Tengah (Centcom). Kapal yang berbendera Kepulauan Marshall tersebut melanjutkan perjalanannya di Teluk Aden.

Houthi yang didukung Iran telah menyerang kapal sejak November, sebagai protes terhadap perang 'Israel' melawan Hamas.

Baca Juga: Rakyat Palestina di Gaza didera kelaparan, penyakit dan dehidrasi

Perusahaan pelayaran Eagle Bulk Shipping mengatakan bahwa kapal pengangkut tersebut membawa produk baja dan berada sekitar 160km lepas pantai di Teluk Aden ketika diserang. Perusahaan tersebut menyatakan kapal tersebut "mengalami kerusakan terbatas pada ruang kargo tetapi stabil dan sedang meninggalkan area tersebut".

Beberapa jam sebelumnya, Centcom mengatakan bahwa rudal lain, yang ditembakkan ke arah penghancur AS di Laut Merah, telah dicegat dan dihancurkan oleh jet tempur AS.

Houthi telah menyerang kapal komersial di Laut Merah yang kelompok tersebut klaim terkait dengan 'Israel', atau menuju pelabuhan 'Israel'. Mereka mengatakan serangan tersebut sebagai bentuk dukungan untuk Palestina dan Hamas di Gaza, saat 'Israel' melanjutkan kampanye militernya di sana.

Firma keamanan maritim Inggris, Ambrey, mengatakan bahwa Gibraltar Eagle "dinilai tidak berafiliasi dengan 'Israel,".

Namun, seorang pejabat senior Houthi mengatakan pada hari Senin bahwa kapal Amerika juga dianggap sebagai target.

"Cukup bagi kapal untuk menjadi milik Amerika agar kami menargetkannya", kata Nasr al-Din Amer.

Serangan Houthi terhadap kapal kargo di Laut Merah telah menyebabkan banyak perusahaan pelayaran terbesar di dunia mengubah rute, sehingga menyebabkan gangguan besar pada perdagangan global.

Sebagai reaksi terhadap serangan hari Senin, Departemen Transportasi AS mengeluarkan peringatan maritim, merekomendasikan "agar kapal berbendera AS dan kapal komersial milik AS" menjauh dari area tertentu di Laut Merah dan Teluk Aden.

Pada hari Senin, perusahaan minyak terbesar kedua di dunia, QatarEnergy, mengumumkan keputusannya untuk menghentikan pengiriman melalui rute tersebut sementara mencari nasihat keamanan.

Pekan lalu, pasukan AS dan Inggris menyerang target Houthi di Yaman sebagai balasan atas serangan terhadap pengiriman. Pasukan gabungan, bersama dengan sekutu, melakukan puluhan serangan udara dan laut terhadap situs peluncuran rudal Houthi dan sistem pertahanan udara di dalam Yaman.

Zionis tetap bebal

Misi PBB Palestina mengecam Sekretaris Negara AS Antony Blinken karena tidak menyebutkan kematian warga Palestina dalam posnya yang memperingati 100 hari perang 'Israel'. Palestina mendesak gencatan senjata segera di Gaza​.

Berlangsung lebih dari tiga bulan perang di Gaza antara 'Israel' dan Hamas di Gaza telah meningkat, dengan korban jiwa yang dilaporkan mencapai sekitar 24,100 orang dan sekitar 61,000 terluka.

Zionis telah mengintensifkan serangan udara dan daratnya di seluruh Gaza, termasuk di Al-Bureij dan Tel Al-Hawa, menewaskan dan melukai lebih banyak orang. Hampir dua juta orang mengungsi dan tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara di selatan Gaza, menghadapi risiko kelaparan dan penyakit akibat kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Diberitakan Reuters pada Selasa, Hamas menayangkan video yang menunjukkan tiga warga 'Israel' yang mereka tahan, meminta Israel untuk menghentikan ofensifnya dan membahas pembebasan tahanan tersebut. 'Israel' telah menolak untuk merespons pesan publik Hamas tentang tahanan tersebut. 'Israel' juga menyatakan kesadaran tentang risiko terhadap tahanan tersebut akibat ofensifnya dan mengambil tindakan pencegahan.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x