Serangan AS dan Inggris ke Yaman akhirnya mengerucutkan dua kubu besar di dunia internasional

- 15 Januari 2024, 16:09 WIB
Foto yang memperlihatkan momen pesawat jet tempur Inggris yang ikut serta dalam pengeboman wilayah kelompok Houthi di Yaman. Pada Jumat dini hari, 12 Januari 2024.
Foto yang memperlihatkan momen pesawat jet tempur Inggris yang ikut serta dalam pengeboman wilayah kelompok Houthi di Yaman. Pada Jumat dini hari, 12 Januari 2024. /Anadolu/

Negara-negara anggota NATO, seperti Belanda dan Kanada, memberikan dukungan, dengan NATO menyatakan bahwa serangan tersebut bersifat defensif dan bertujuan untuk menjaga kebebasan navigasi.

Namun, ada negara-negara seperti Rusia dan China yang abstain dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut Houthi untuk segera menghentikan serangan mereka pada jalur pelayaran, dengan Rusia menyebut serangan tersebut sebagai tindakan yang tidak sah menurut hukum internasional.

Di Yaman sendiri, ribuan orang berkumpul untuk memprotes aksi militer ini. John Kirby, juru bicara Gedung Putih, menyatakan bahwa AS tidak tertarik dalam perang dengan Yaman tetapi tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menegaskan bahwa RAF telah melakukan "serangan yang ditargetkan" dan menyatakan bahwa Inggris akan selalu mendukung kebebasan navigasi dan aliran perdagangan yang bebas.***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x