Hamas menghancurkan 160 kendaraan militer penjajah 'Israel!' Zionis dilematis: Maju modar, mundur malu besar

- 12 November 2023, 11:26 WIB
Jubir Hamas, abu Ubaidah - Kebohongan besar Zionis terbongkar lagi: Hamas hancurkan kendaraan militer penjajah 'Israel' di setiap front
Jubir Hamas, abu Ubaidah - Kebohongan besar Zionis terbongkar lagi: Hamas hancurkan kendaraan militer penjajah 'Israel' di setiap front /Brigade Al Qassam Hamas
 
WartaBulukumba.Com - Hamas telah menghancurkan 160 kendaraan militer penjajah 'Israel'. Maju modar, mundur dari Gaza malu besar. Onggokan-onggokan besi raksasa, mulai Merkava hingga Panther mematung tak bergerak, mengubah logika perang. Tank-tank itu tidak lagi meloncat seperti monster besi, tetapi menjadi puing yang meratapi kekalahan.



Di antara pecahan dan asap, Hamas merilis informasi catatan pertempuran hari ke 36 pada Ahad dini hari, 12 November 2023. Dalam sebuah video, pidato bersemangat Jubir Brigade Izzuddin Al Qassam, Abu Ubaidah, menyikapi pertempuran sengit melawan Israel  pada hari ke 36
 
"Kami tetap sabar dan berkomitmen membela kehormatan bangsa kami. Terlepas dari muslihat penjajah, pengkhianatan Arab  kekuatan kriminal AS mendukung Zionis, pemuda kami tunjukkan kepahlawanan dengan epos indah dan murni!" kata Abu Ubaidah.
 
 

 
Dia juga merinci batalyon dari Brigade Al Qassam Hamas yang dikerahkan mengurung dan menghancurkan pasukan Zionis.
 
"Liwa Gaza pada Al Qassam punya 6 batalyon yang di lapangan saat ini adalah Katibah Al-Syati dari sisi utara dan barat Kota Gaza, Katibah Zaytun dan Katibah Tal al-Islam di selatan. Masih ada 3 batalyon lagi selain batalyon-batalyon lain," terang Abu Ubaidah menyebutkan pasukan-pasukannya yang turun bertempur.
 
Abu Ubaidah memberikan motivasi kepada pasukannya, rakyat Palestina dan seluruh umat Muslim untuk meminta doa serta dukungan.
 
"Percayalah pada kemenangan dari Allah untuk kita. Doakan saudara-saudara kalian di Al Qassam, semoga Allah menguatkan mereka, melindungi mereka, memberi mereka kemenangan, dan mengasihani serta menerima mereka yang mati syahid," pungkas Abu Ubaidah.
 

Jumlah Perwira dan Serdadu Zionis yang Tewas

Daniel Hagari, Juru Bicara Tentara Rezim Zionis hari Jumat, 11 November 2023, mengatakan, "Jumlah kematian tentara Israel dan perwiranya telah mencapai 365 orang sejak 7 Oktober,".
 
Hagari sebelumnya mengumumkan jumlah tentara dan perwira yang tewas dalam perang Gaza sebanyak 351 orang. Pada Jumat malam, tentara Israel mengonfirmasi kematian tentara lainnya di Gaza, sehingga jumlah tentara yang tewas sejak awal operasi darat menjadi 36 orang.​
 
Sumber berita juga mengumumkan bahwa Kolonel Sheldag Zior, komandan unit lapis baja rezim Zionis tewas dalam serangan darat di jalur Gaza. Selain itu, Ani Avidan, Penasihat Zior juga terbunuh di daerah yang sama. Kematian Sheldag Zior menambah daftar panjang perwira tinggi militer Israel yang tewas dalam serangan darat di Gaza.
 

Biaya Perang Mencapai Trilyunan

Mengutip Al Jazeera, enam ratus ton bom per hari adalah jumlah yang cukup besar: Dibutuhkan sekitar 30 truk artikulasi untuk mengangkutnya. Biaya yang harus dikeluarkan juga meningkat: sebuah bom seberat 1.000 kg dilaporkan merugikan angkatan udara AS sebesar USD16.000.

Pengeboman yang terus-menerus terhadap Gaza oleh Israel bukan hanya menimbulkan kerugian kemanusiaan, tetapi juga memberikan dampak finansial yang signifikan. Berdasarkan laporan Al Jazeera, jumlah bom yang dijatuhkan setiap hari mencapai enam ratus ton, menghabiskan biaya besar dan menunjukkan dimensi ekonomi dari konflik tersebut.

Biaya Bom: Rp77 Miliar per Hari

Bom dengan berat 1.000 kg dilaporkan merugikan angkatan udara AS sebesar USD16.000. Bagi pelanggan seperti Israel, harga mungkin lebih tinggi, mencapai USD25.000 per ton. Dengan asumsi 600 ton bom setiap hari, biaya harian kampanye pengeboman mencapai setidaknya USD15 juta atau sekitar Rp77 miliar. Dengan begitu, Israel telah mengeluarkan minimal USD750 juta hanya untuk bom dalam kampanye ini.

Biaya Pesawat: Rp28 Miliar per Hari

Biaya tambahan datang dari penerbangan F-16, dengan biaya "hanya" USD8.000 per jam. Dengan minimal 300 jam terbang per hari, biaya penerbangan mencapai USD2,5 juta atau sekitar Rp28 miliar. Sejauh ini, biaya penerbangan saja telah mencapai USD75 juta.

Biaya Total Perang: Rp31 Triliun

Seluruh kampanye udara melibatkan aset tambahan seperti pengawasan, pengintaian, peperangan elektronik, peringatan dini lintas udara, komando dan kendali. Dengan tambahan ini, total biaya kampanye udara Israel mungkin telah mencapai setidaknya USD2 miliar atau sekitar Rp31 triliun, dan angka ini bisa lebih tinggi lagi.

Menkeu Penjajah 'Israel' Mengakui Kekalahan

Pada 16 Oktober,  Menteri Keuangan Rezim Zionis dalam salah satu pidatonya mengatakan, dengan perasaan sedih dan malu harus diakui bahwa Israel, kalah. Bezalel Smotrich, pada 15 Oktober 2023 mengakui bahwa Rezim Zionis, dalam pertempuran melawan para pejuang Palestina, mengalami kekalahan.
 
Salah satu menteri garis keras Rezim Zionis ini menambahkan, "Para pejabat tinggi Israel, dan instansi-instansi keamanan gagal dalam melindungi warganya sendiri."
 
Menteri Keuangan Rezim Zionis menegaskan, "Meski dengan perasaan sedih dan malu, harus kami akui bahwa kami kalah."
 
Mata uang Shekel, mengalami penurunan 0,4 persen di hadapan dolar Amerika, dan ini dianggap sebagai pelemahan terbesar sejak Maret 2020.
 
Sampai saat ini mata uang Rezim Zionis, Shekel, telah mengalami 11 kali pelemahan selama rentang waktu tahun 2023.

Netanyahu

Mengutip BBC pada Jumat, 10 November 2023, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berada di bawah tekanan besar di internal negaranya. Berbeda dengan para pemimpin keamanan dan militer Israel, ia belum menerima tanggung jawab pribadi apa pun atas serangkaian kegagalan besar yang menyebabkan warga di perbatasan Israel tidak terlindungi pada tanggal 7 Oktober.

Pada 29 Oktober lalu, Netanyahu membuat heboh ketika mengunggah cuitan yang menyalahkan badan intelijen 'Israel'. Belakangan Netanyahu menghapus cuitan tersebut dan meminta maaf.

Tiga orang Israel, yaitu mantan perunding perdamaian, mantan kepala Badan Intelijen Internal Israel Shin Bet, dan juga Netanyahu dituding beberapa pihak bertanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober.

Seorang pengusaha di bidang teknologi dan menulis sebuah artikel di jurnal Foreign Affairs, menyebut bahwa Netanyahu tidak boleh terlibat dalam perang dan apa pun yang terjadi setelahnya.

Netanyahu memiliki pendukung setia, tapi dia telah kehilangan kepercayaan dari tokoh-tokoh terkemuka di militer dan keamanan 'Israel'.

Noam Tibon, pensiunan jenderal yang saya wawancarai, membandingkan Netanyahu dengan Neville Chamberlain, Perdana Menteri Inggris yang dipaksa mengundurkan diri pada tahun 1940. Chamberlain akhirnya digantikan oleh Winston Churchill.

"Ini adalah kegagalan terbesar dalam sejarah negara Israel. Ini adalah kegagalan militer. Ini adalah kegagalan intelijen. Dan ini adalah kegagalan pemerintah," kata Tibon.

"Yang benar-benar bertanggung jawab, semua kesalahannya ada padanya, pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dia bertanggung jawab atas kegagalan terbesar dalam sejarah Israel," ujar Tibon.***
 
 

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x