Korban tewas gempa Turki-Suriah melebihi 50.000 jiwa

- 26 Februari 2023, 13:49 WIB
Orang-orang menghangatkan diri di dekat api di samping bangunan yang runtuh dan puing-puing, pasca gempa mematikan, di Antakya, provinsi Hatay, Turki, 21 Februari 2023.
Orang-orang menghangatkan diri di dekat api di samping bangunan yang runtuh dan puing-puing, pasca gempa mematikan, di Antakya, provinsi Hatay, Turki, 21 Februari 2023. /REUTERS/Clodagh Kilcoyne/

WartaBulukumba - Reruntuhan bangunan menjulang tinggi di sekeliling, menjadi saksi bisu dari kehancuran yang melanda kota-kota di Turki-Suriah.

Di setiap sudut, terlihat tumpukan puing-puing dan kerikil yang berserakan, sementara asap hitam masih mengepul dari reruntuhan bangunan yang teronggok hancur.

Jalan-jalan yang dulu ramai dengan aktivitas kini kosong dan sepi. Tak ada lagi suara langkah kaki yang berlalu lalang, atau suara kendaraan yang berderu di jalan. Turki-Suriah dalam musim dingin penuh reruntuhan.

Baca Juga: Rusia usulkan 'menggeser' perbatasan Polandia, provokasi perang setelah Ukraina?

Di antara reruntuhan bangunan, terlihat beberapa orang yang melintasi jalan dengan hati-hati. Beberapa dari mereka memikul barang-barang yang mereka selamatkan dari rumah mereka yang hancur, sementara yang lain masih berusaha mencari keluarga mereka yang hilang di tengah reruntuhan.

Di sekitar kota, terlihat tim penyelamat yang bekerja keras untuk mencari orang-orang yang mungkin masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan.

Mereka bergerak dengan hati-hati dan cermat, mencari tanda-tanda kehidupan di antara puing-puing.

Baca Juga: Pemerintah AS 'bingung' menjelaskan bahwa tidak ada pesawat alien justru setelah menembak UFO

Suasana menjadi suram dan kacau. Bangunan yang robek dan runtuh berserakan di mana-mana, sementara debu mengepul dari reruntuhan. Langit yang mendung menambah kesan muram di sekitar kota yang hancur.

Dikutip dari Deutsche Welle pada Sabtu, 25 Februari 2023, Ahmet Ceylanguden percaya bahwa ia akan menemukan ipar nya, baik di unit perawatan intensif rumah sakit atau di antara mayat-mayat. Sayangnya, ternyata itu yang terakhir.

Sebelas hari setelah gempa bumi mengguncang Turki pada tanggal 6 Februari, Ceylanguden menerima telepon dari kantor jaksa. Mereka telah mengidentifikasi jenazah Yilmaz melalui sidik jari.

Baca Juga: Rusia: Jika AS setop kirim senjata ke Ukraina maka perang akan berakhir

Jenazahnya ditemukan terkubur di bawah puing-puing gedung tempat ia tinggal di provinsi Hatay di Turki tenggara.

Ceylanguden telah memantau di depan gedung apartemen yang hancur sampai puing-puingnya sepenuhnya diangkat. Namun, banyak dari jenazah yang dikeluarkan selama proses penyelamatan tidak dapat dikenali, katanya. Ia hampir kehilangan harapan untuk mengetahui nasib Yilmaz.

"Mereka juga mengirimkan foto-foto tubuhnya dan jam tangan dan korek api," katanya kepada DW. "Barang-barang tersebut milik ipar saya. Kami tidak bisa melihat foto tubuhnya yang sudah meninggal."

Baca Juga: Tim Kesehatan Polri tangani 624 korban gempa Turki saat jumlah tewas lewati 47 ribu

Korban gempa bumi saat ini dimakamkan dalam kuburan massal di distrik Narlica di Hatay bersama dengan ribuan orang yang tidak teridentifikasi. "Dalam beberapa hari ke depan, kami akan memindahkannya ke pemakaman keluarga kami," kata Ahmet Ceylanguden, sambil menangis.

Musim dingin yang  berangin membuat situasi semakin sulit bagi orang-orang yang terdampak bencana.

Banyak warga yang terpaksa berlindung di tenda-tenda darurat sambil membeku karena suhu yang sangat dingin. Beberapa keluarga berusaha membangun perlindungan sementara dari puing-puing bangunan yang roboh, sementara yang lain berjuang untuk mencari makanan dan air bersih.

Baca Juga: 90 gempa susulan terbaru mengguncang perbatasan Turki-Suriah saat korban tewas lewati 47 ribu

Di tengah-tengah kekacauan itu, suara sirene ambulans dan mobil pemadam kebakaran terdengar dari jauh, menandakan upaya penyelamatan yang sedang berlangsung.

Para relawan bekerja keras untuk mencari orang yang terperangkap dalam reruntuhan, sambil menghadapi kondisi lingkungan yang tidak ramah.

Ketika malam tiba, lampu darurat menyala di sekitar kota yang hancur. Suara-suara tangisan dan jeritan terdengar dari tempat-tempat yang masih terdampak gempa.

Baca Juga: Tentara Ukraina sebut tank Leopard 2 Jerman seperti Mercedes

Orang-orang yang selamat berkumpul di tenda-tenda darurat dan berdoa untuk keselamatan mereka dan orang lain yang masih terperangkap di bawah reruntuhan.

Dikutip dari Reuters pada Ahad, Turki telah memperluas penyelidikan mereka terhadap runtuhnya bangunan akibat gempa bumi yang terjadi pada hari Senin, 6 Februari 2023. dengan jumlah korban tewas yang dilaporkan melebihi 50.000 orang. 

Para penyelidik saat ini sedang mencoba menentukan apakah mereka memenuhi standar keselamatan yang sesuai.

 

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan oleh masyarakat internasional. Dia juga menekankan bahwa Turki akan membutuhkan dukungan internasional dalam proses pemulihan jangka panjang dari bencana ini.***

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x