Korban tewas gempa Turki-Suriah melebihi 50.000 jiwa

- 26 Februari 2023, 13:49 WIB
Orang-orang menghangatkan diri di dekat api di samping bangunan yang runtuh dan puing-puing, pasca gempa mematikan, di Antakya, provinsi Hatay, Turki, 21 Februari 2023.
Orang-orang menghangatkan diri di dekat api di samping bangunan yang runtuh dan puing-puing, pasca gempa mematikan, di Antakya, provinsi Hatay, Turki, 21 Februari 2023. /REUTERS/Clodagh Kilcoyne/

Dikutip dari Deutsche Welle pada Sabtu, 25 Februari 2023, Ahmet Ceylanguden percaya bahwa ia akan menemukan ipar nya, baik di unit perawatan intensif rumah sakit atau di antara mayat-mayat. Sayangnya, ternyata itu yang terakhir.

Sebelas hari setelah gempa bumi mengguncang Turki pada tanggal 6 Februari, Ceylanguden menerima telepon dari kantor jaksa. Mereka telah mengidentifikasi jenazah Yilmaz melalui sidik jari.

Baca Juga: Rusia: Jika AS setop kirim senjata ke Ukraina maka perang akan berakhir

Jenazahnya ditemukan terkubur di bawah puing-puing gedung tempat ia tinggal di provinsi Hatay di Turki tenggara.

Ceylanguden telah memantau di depan gedung apartemen yang hancur sampai puing-puingnya sepenuhnya diangkat. Namun, banyak dari jenazah yang dikeluarkan selama proses penyelamatan tidak dapat dikenali, katanya. Ia hampir kehilangan harapan untuk mengetahui nasib Yilmaz.

"Mereka juga mengirimkan foto-foto tubuhnya dan jam tangan dan korek api," katanya kepada DW. "Barang-barang tersebut milik ipar saya. Kami tidak bisa melihat foto tubuhnya yang sudah meninggal."

Baca Juga: Tim Kesehatan Polri tangani 624 korban gempa Turki saat jumlah tewas lewati 47 ribu

Korban gempa bumi saat ini dimakamkan dalam kuburan massal di distrik Narlica di Hatay bersama dengan ribuan orang yang tidak teridentifikasi. "Dalam beberapa hari ke depan, kami akan memindahkannya ke pemakaman keluarga kami," kata Ahmet Ceylanguden, sambil menangis.

Musim dingin yang  berangin membuat situasi semakin sulit bagi orang-orang yang terdampak bencana.

Banyak warga yang terpaksa berlindung di tenda-tenda darurat sambil membeku karena suhu yang sangat dingin. Beberapa keluarga berusaha membangun perlindungan sementara dari puing-puing bangunan yang roboh, sementara yang lain berjuang untuk mencari makanan dan air bersih.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x