China 'panas', Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing diboikot sejumlah negara

- 10 Desember 2021, 09:00 WIB
Pejalan kaki berjalan di dekat Stadion Nasional di Beijing, China. China 'panas', Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing diboikot banyak negara
Pejalan kaki berjalan di dekat Stadion Nasional di Beijing, China. China 'panas', Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing diboikot banyak negara /UPI/Stephen Shaver

WartaBulukumba - Olimpiade Musim Dingin yang 'panas' di Beijing, China meradang.

Sekokoh apapun olahraga namun di sana bisa retak saat mencuat narasi isu pelanggaran Hak Asasi Manusia, genosida, pembersihan etnis, dan juga tersemat Uighur, muslim Xinjiang. China pun 'kena batunya'.

Barat tampak sangat kompak kali ini. Sejumlah negara menyatakan melakukan boikot terhadap perhelatan olahraga internasional Olimpiade Musim Dingin di Beijing tahun 2022 mendatang.

Sangat jelas terlihat bahwa catatan panjang pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan China menjadi alasan utama.

Baca Juga: Laut Natuna Utara 'bergelora panas', China tetap ngotot klaim sebagai wilayahnya

Namun Prancis menyatakan bahwa mereka tak akan mengikuti jejak sejumlah negara lainnya yang melakukan boikot.

"Olahraga punya dunia sendiri yang harus dilindungi dari intervensi politik," kata Menteri Pendidikan Prancis, Jean-Michel Blanquer, kepada BFM TV, seperti dikutip Reuters, Selasa 7 Desember 2021.

Menteri Olahraga Prancis, Roxana Maracineanu bahkan dijadwalkan bakal menghadiri olimpiade tersebut.

Baca Juga: Uganda gagal bayar utang akibat 'klausul beracun', Bandara Internasional Entebbe jatuh ke tangan China

Sebelumnya, Australia dan Kanada lebih dulu memutuskan boikot diplomatik dalam perhelatan olahraga itu.

Australia dan Kanada 'setali tiga uang' dengan Amerika Serikat yang telah mengumumkan boikot pada Senin lalu.

"Pemerintah Biden tak akan mengirim perwakilan diplomatik ke Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade Beijing 2022," kata Sekretaris Gedung Putih, Jen Psaki, dikutip AFP.
h di Vancouver tiga tahun, meski dibebaskan dan kembali ke China September lalu.

Baca Juga: Amerika Serikat vs China di ambang perang terbuka 2025

Lantas Inggris pun mengeluarkan pengumuman dengan nada dan narasi alasan yang serupa, pelanggaran Hak Asas Manusia!

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bahkan melontarkan pernyataan keras bahwa seharusnya Beijing sadar terhadap kekhawatiran Barat tentang isu hak asasi manusia (HAM) China.

"Jadi seharusnya tidak mengejutkan," tegasnya, dikutip Reuters, Kamis 9 Desember 2021.

Kebijakan diplomatik luar negeri Kanada ditempuh saat berlangsung ketegangan Kanada dan China soal penahanan Chief Financial Officer (CFO) Huawei Technologies Co Ltd Meng Wanzhou berdasarkan surat perintah AS. Meng sempat menjadi tahanan ruma

Baca Juga: AS ketar-ketir, China membangun rudal balistik antarbenua berhulu ledak nuklir

Penahanan itu dibalas China dengan menangkap dua warga Kanada. Michael Kovrig dan Michael Spavor, dipenjara Beijing tak lama setelah penahanan Meng pada 2018, tapi kini dibebaskan di September.

Sementara itu, Inggris mengatakan mengikuti jejak Washington. Negeri Ratu Elizabeth menilai ini langkah masuk akal dengan segala kontroversi yang ada.

"Akan ada boikot diplomatik yang efektif terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, tidak ada menteri yang diharapkan hadir dan tidak ada pejabat," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Baca Juga: China ternyata sedang mengembangkan 71 vaksin Covid-19

China 'meradang'. Negeri Tirai Bambu malah sudah menyatakan pembalasan dendam ke AS karena boikot ini. Ke Australia, Juru Bicara Kemnlu Wang Wenbin mengatakan "tak ada yang peduli pada kedatangan Australia".

Meski belum berbicara soal Kanada, China menyebut memang tak mengundang pejabat Inggris. Hal ini ditegaskan juru bicara kedutaan besar China di London.

AS Selasa, secara resmi melakukan boikot diplomatik karena tudingan pelanggaran HAM terhadap etnis minoritas Muslim China di Xinjiang.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah