China dan Kamboja kian mesra melalui 'diplomasi vaksin'

- 8 Juni 2021, 17:09 WIB
China kembangkan vaksin mRNA, yang bisa memberi instruksi genetika RNA agar tubuh manusia respon terhadap imun.
China kembangkan vaksin mRNA, yang bisa memberi instruksi genetika RNA agar tubuh manusia respon terhadap imun. /Pixabay/Jan Felix Christiansen

WartaBulukumba - Jembatan antara dua negara 'kiri' ini berbentuk 'diplomasi vaksin'.

Hampir satu dari setiap lima orang Kamboja telah menerima dosis vaksin anti-coronavirus, melambungkan negara itu melewati tetangga Asia Tenggara yang lebih kaya dan lebih besar.

Seperti dosisnya, kisah suksesnya diberi label 'Made in China'.

Sudah menjadi salah satu sekutu terdekat China, Kamboja memulai inokulasi dengan sumbangan vaksin yang lebih besar dari China daripada negara lain di kawasan itu.

Baca Juga: Enggan Lockdown, Inggris genjot vaksinasi Covid-19

Kemajuan awal Kamboja mencerminkan diplomasi vaksin Beijing di wilayah di mana persaingan dengan pengaruh AS sangat ketat, tetapi telah meningkatkan kekhawatiran di antara beberapa warga Kamboja atas kedekatan hubungan tersebut. Amerika Serikat mengumumkan sumbangan besar pertamanya ke Asia minggu lalu.

"Pertanyaannya diajukan apakah Kamboja terlalu bergantung pada China," kata Perdana Menteri Hun Sen yang otoriter dalam pidatonya baru-baru ini.

"Jika saya tidak bergantung pada China, kepada siapa saya harus bergantung? Tanpa sumbangan dan penjualan vaksin dari China, kami tidak akan memvaksinasi rakyat Kamboja."

Baca Juga: Jakarta tenggelam 2050? Pakar UGM: Bukan hal mustahil

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x