Gedung Putih dorong klaim Biden bahwa dialah kunci gencatan senjata Zionis-Hamas

- 22 Mei 2021, 23:58 WIB
Kolase Foto Presiden AS Joe Biden dan reruntuhan bangunan di Gaza setelah dibombardir pasukan udara Zionis Israel.
Kolase Foto Presiden AS Joe Biden dan reruntuhan bangunan di Gaza setelah dibombardir pasukan udara Zionis Israel. / /Kolase foto Twitter/@JoeBiden/@AJEnglish

WartaBulukumba - Sebuah gencatan senjata adalah juga 'panggung'. Setidaknya terendus di seputar gencatan senjata Hamas-Zionis.

Sementara itu di bawah 'panggung' tersisa puing-puing kemanusiaan berbentuk reruntuhan dan kumpulan mayat rakyat di Jalur Gaza maupun di wilayah Zionis.

Dilansir WartaBulukumba dari New York Post, Sabtu 22 Mei 2021, Sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki pada hari Jumat 21 Mei 2021 melipatgandakan upaya Presiden Biden untuk mengklaim penghargaan atas gencatan senjata antara Zionis Israel dan Hamas.

Biden menekankan upaya pemerintahannya dalam pidato pada Kamis malam 20 Mei 2021 merayakan gencatan senjata, meskipun pemerintah Mesir dilaporkan menengahi gencatan senjata tersebut.

Baca Juga: Regulator data Irlandia melanjutkan penyelidikan transfer data privasi Facebook

“Ada gencatan senjata dalam 11 hari. Itu adalah seperlima dari durasi konflik tahun 2014, dengan korban jiwa yang jauh lebih sedikit. Hal ini dicapai sebagian karena diplomasi diam-diam yang intensif di mana kami tidak menjadikan dia atau para pemimpin di Amerika Serikat sebagai pusat dari upaya ini, karena kami merasa bukan itu - bahwa hal terpenting yang dapat kami lakukan adalah memainkan peran di belakang layar,” kata Psaki pada briefing hariannya.

Sementara itu Mesir menuai pujian setelah menjadi perantara kesepakatan antara Zionis Israel dan Hamas.

Biden tidak melakukan panggilan telepon pertamanya selama konflik 11 hari kepada Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi hingga Kamis, hari di mana gencatan senjata diumumkan.

Justru Wakil Presiden, Kamala Harris yang pada hari itu menelepon Raja Yordania Abdullah II dalam kontak tingkat atas pertama yang diakui dengan Yordania.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x