Tidak hanya di Gaza, kendaraan militer 'Israel' di Tepi Barat pun dihancurkan pejuang Palestina

18 Januari 2024, 15:01 WIB
Tank-tank pasukan penjajah 'Israel' /Reuters/ Amir Cohen

WartaBulukumba.Com - Di antara reruntuhan dan debu, langit Tepi Barat berbicara dalam warna kelabu dan merah. Suara ledakan dan jeritan memecah hening, menggema melalui lorong-lorong sempit dan jalan-jalan yang berkelok. Di sini, di jantung pertempuran, waktu seolah berhenti, memberi jalan pada napas-napas yang tergesa-gesa dan detak jantung yang berdebar kencang. 

Tidak hanya di Gaza, di Tepi Barat pun kendaraan militer Zionis dihancurkan pejuang Palestina. Brigade Saraya Al-Quds dalam publikasi di channel Telegram mereka menyatakan mujahidin di Unit Teknik mampu meledakkan bom Al-Mahmoud pada buldoser pasukan penjajah 'Israel' di poros tengah kamp Nour Shams.

"Dan kami mengonfirmasi bahwa mereka yang berada di dalamnya tewas dan terluka,” demikian pernyataan Brigade Saraya Al-Quds pada Rabu.

Di Hizma, Al-Ram, Nablus, dan lebih jauh lagi, tiap tembakan dan setiap ledakan alat peledak bukan hanya tentang bentrokan, tetapi juga tentang pertarungan identitas, eksistensi, dan hak.

Baca Juga: Zionis kian menjadi-jadi di Gaza dan Tepi Barat setelah AS dan Inggris serang Houthi Yaman

Bentrokan warga Palestina melawan pemukim ilegal

Pertempuran  yang berlangsung pada 17 Januari 2024 memperpanjang babak dalam narasi panjang perjuangan dan ketahanan pejuang dan rakyat Palestina.

Kisah-kisah keberanian dan ketahanan terungkap di setiap sudut Tepi Barat. Di Hizma dan Al-Ram, suasana tegang terasa nyata. Warga Palestina yang wajahnya mencerminkan cerita tanah mereka, berdiri teguh menghadapi pemukim ilegal dan tentara Zionis.

Suara lemparan batu dan teriakan mereka membentuk korus keberanian yang bergema melalui udara tebal dengan ketegangan.

Baca Juga: Rakyat Palestina di Gaza didera kelaparan, penyakit dan dehidrasi

Diwartakan channel Telegram Risalah Amar pada Kamis, di Nablus khususnya di kamp Balata dan Beit Furik, konfrontasi meningkat menjadi bentrokan bersenjata.

Setiap ledakan dan tembakan mengingatkan pada betapa rapuhnya garis antara perdamaian dan kekerasan di tanah ini. Petani, pedagang, dan pemuda, semua menjadi saksi dan partisipan dalam bentrokan.

Sementara itu, di Salfit dan Qalqilya, cerita serupa terulang. Di Kafr Laqif, dan Azoun, konfrontasi dan bentrokan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Di sini, pelemparan batu dan alat peledak bukan hanya tindakan perlawanan, tetapi juga ekspresi dari keinginan yang mendalam akan keadilan dan kedamaian.

Baca Juga: AS dan Inggris mengebom ibukota Yaman: Perang Dunia Ketiga sudah dimulai dari Timur Tengah?

Di Tulkarm, suasana menjadi semakin intens. Bentrokan bersenjata di Tulkarem, Nour Shams, dan kamp Tulkarm mencerminkan eskalasi yang signifikan. Suara tembakan dan ledakan menjadi latar belakang bagi keseharian.

Zionis klaim membunuh 60 pejuang Palestina di Gaza

Sementara itu di Gaza, diwartakan Al Jazeera pada Kamis, militer Zionis mengklaim telah berhasil membunuh 60 pejuang Palestina dalam 24 jam terakhir.

Diberitakan Reuters, klaim Zionis juga menyebutkan bahwa sebagian besar pejuang Palestina tewas di Khan Younis selatan, sementara yang lain tewas di Gaza utara, termasuk di sebuah lokasi yang digunakan oleh kelompok Jihad Islam, menurut pernyataan tentara penjajah 'Israel'.

Tadi malam, bentrokan sengit dilaporkan antara pejuang Palestina dan pasukan Israel di Khan Younis, yang semakin mendesak masuk ke kota dengan dukungan udara berat.

Serangan Israel di sana dan di seluruh Gaza juga telah menewaskan warga sipil Palestina, termasuk setidaknya tiga anak-anak selama pengeboman malam di sebuah rumah di Rafah.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler