Sedikitnya 22 orang tewas termasuk 3 biksu Buddha dalam dugaan pembantaian di biara Myanmar

17 Maret 2023, 14:55 WIB
ilustrasi penembakan - Sedikitnya 22 orang tewas termasuk 3 biksu Buddha dalam dugaan pembantaian di biara Myanmar /pixabay/

WartaBulukumba - Myanmar kembali bergetar oleh sebuah laporan pembantaian teranyar di negeri Pagoda itu.

Tiga biksu Buddha termasuk di antara 22 korba ntewas yang dilaporkan ditembak mati dari jarak dekat di Myanmar pada pertengahan pekan lalu.

Laporan post-mortem itu dari seorang dokter. Insiden berdarah itu bagi para penentang kekuasaan militer disebut sebagai pembantaian warga sipil yang dilakukan tentara.

Dilansir dari Reuters pada Jumat, 17 Maret 2023, seorang juru bicara junta Myanmar, yang melakukan kudeta dua tahun lalu untuk menggulingkan pemerintah terpilih, mengatakan pasukannya terlibat dalam bentrokan dengan pejuang pemberontak di wilayah Pinlaung di negara bagian Shan selatan tetapi tidak melukai warga sipil.

Baca Juga: Gegara drone jatuh AS dan Rusia terlibat dalam pembicaraan yang tidak biasa

Juru bicara junta militer Zaw Min Tun mengatakan dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Kewarganegaraan Karenni (KNDF) dan kelompok pemberontak lainnya memasuki desa Nan Neint setelah pasukan pemerintah tiba untuk mengamankan milisi rakyat setempat.

"Ketika kelompok teroris melepaskan tembakan keras... beberapa penduduk desa tewas dan terluka," katanya.

 

Sementara itu seorang juru bicara KNDF mengatakan pasukannya merangsek ke Nan Neint pada hari Ahad dan menemukan mayat berserakan di sebuah biara Buddha.

Baca Juga: Hari anti-Islamophobia 15 Maret, Imam Shamsi Ali: 'Itu hanya resolusi PBB yang tidak mengikat'

Video dan foto yang disediakan oleh KNDF dan kelompok lain, Karenni Revolution Union (KRU), menunjukkan luka tembak di badan dan kepala mayat serta lubang peluru di dinding biara. Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian materi tersebut.

Sebuah laporan post-mortem oleh Dr. Ye Zaw, yang merupakan bagian dari Pemerintah Persatuan Nasional, sebuah administrasi sipil di pengasingan yang dibentuk sejak kudeta, mengatakan bahwa senjata otomatis kemungkinan besar digunakan dari jarak dekat untuk membunuh 22 orang, termasuk tiga biksu berjubah kunyit.

"Karena tidak ada seragam militer, peralatan, dan amunisi yang ditemukan di sisa jenazah, terbukti bahwa mereka adalah warga sipil," kata laporan tersebut, yang salinannya telah ditinjau oleh Reuters.***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler