"Inilah putusan Jessica Kopi Sianida, yang murni diputus atas teori kemungkinan, kemungkinan, kemungkinan, karena setiap alasan untuk memidanakan dia, bisa ditangkis dengan kemungkinan lain," ungkap Hotman Paris dalam unggahan di Instagram pribadinya yang dikutip pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Contoh salah satu alasan adalah kenapa hakim Jessica bersalah karena dia menaruh paper bag di meja, seolah-olah untuk menutupi saat dia memasukkan sianida ke kopinya, lanjut Hotman.
"Alasan lain adalah kenapa dia buru-buru pesan kopi padahal temannya belum datang, sama, Hotman juga sering begitu, janjian sama orang, untuk menghemat waktu, saya pesan kopi duluan, termasuk untuk teman yang akan datang," imbuhnya.
Dua bukti yang memberatkan Jessica di persidangan tersebut, dianggap Hotman sangat tidak kuat karena masih bersifat sebuah kemungkinan.
"Jadi kalau itu hanya suatu kemungkinan, pandangan, selalu ada dua sisi di balik cerita, selalu ada dua kemungkinan, maukah kita memenjarakan orang 20 tahun atas sesuatu yang tidak pasti, maukah kita memenjarakan orang atas sesuatu yang belum pasti, 'belum pasti' itu kata kuncinya, kalau dia adalah putrimu, bagaimana? Dia mungkin bersalah, mungkin juga tidak bersalah," ujar Hotman.
Hotman Paris sebagai pengacara ternama Indonesia memberikan sedikit peluang mengenai cara membebaskan Jessica dari penjara. Salah satu opsi adalah mengajukan grasi kepada presiden atas kasus pembunuhan tersebut. Namun, ini akan memerlukan persetujuan presiden dan mengakui perbuatan dalam kasus hukum.
Kasus Jessica Wongso tetap menjadi misteri dan perdebatan hukum yang kompleks. Dengan sejumlah bukti yang belum pasti dan keraguan mengenai penentuan waktu, keputusan hukum ini tetap menuai kontroversi. Bagi Jessica dan pengacaranya, upaya untuk mengajukan grasi mungkin menjadi satu-satunya jalan untuk mencari keadilan.***