Sari bambu dari Bulukumba, fermentasi mimpi di Desa Salassae

9 Mei 2022, 18:39 WIB
Minuman sari bambu dari Desa Salassae, Bulukumba. /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Minuman ini telah melewati proses 'fermentasi mimpi' seorang pemuda di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Di desa ini seorang pemuda bernama Irfan Rabali sejak tahun 2014 bergiat mengolah minuman kesehatan dari sari bambu.

Ternyata banyak orang telah membuktikan khasiat sari bambu hasil olahan Irfan.

Baca Juga: Harga satu buah perahu Pinisi Bulukumba bisa capai Rp15 miliar

Menurut salah satu hasil penelitian, sari bambu ternyata berkhasiat sebagai penambah stamina, meningkatkan vitalitas, dan meningkatkan imun tubuh.

Minuman sari bambu juga sangat cocok bagi para pekerja yang mengandalkan fisik dan tenaga seperti petani. 

Irfan menuturkan, inovasinya ini merupakan bagian dari obsesinya sejak dulu yakni berupaya memanfaatkan sumber daya alam yang berada di desanya. 

Baca Juga: Jutsuka dari Bulukumba Sulsel! Jangan sampai keliru, ini bukan camilan Jepang

Inovasi tersebut alhasil mewujud ke dalam bentuk yang produktif. Apalagi sari bambu bernilai ekonomi cukup tinggi.

Irfan adalah seorang petani alami yang bertekad mengkampanyekan pertanian alami atau natural farming pada masyarakat luas. Usahanya dalam pengolahan minuman sari bambu merupakan salah satu bagian dari impiannya itu.

Proses pengolahan sari bambu membutuhkan waktu cukup lama. Menurut Irfan ada waktu tertentu dalam proses penyadapan dan saat panen.

Baca Juga: Yummy! Lezatnya Dodol Balimbing di Bulukumba Sulsel, salah satu bahannya adalah jenis premium

“Penyadapan bambu muda harus dilakukan di sore hari, sekitar pukul 17.00 Wita, kemudian dipanen sebelum pukul 9 pagi supaya sari yang dihasilkan tidak basi,” kata Irfan kepada WartaBulukumba.com pada Senin, 9 Mei 2022. 

Sari bambu difermentasi dengan gula aren. Perbandingannya 1 kg sari bambu dengan 1 kg gula aren.

Kemudian sari bambu dan gula merah dicampurkan ke dalam wadah berupa ember. Wadah lalu ditutup dengan kertas minyak. Kemudian didiamkan. Proses fermentasi ini sedikitnya berlangsung selama tujuh hari.

Baca Juga: Yummy! Sate ayam enak dan menggoda di Palampang, Jalan Poros Bulukumba-Sinjai

Pemasaran maupun promosi sari bambu buatan Irfan juga memanfaatkan beberapa platform media sosial, jejaring komunitas, jejaring sesama petani, dan kerabatnya di luar Bulukumba. Di antaranya Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Bantaeng.

Harganya cukup terjangkau. Untuk kemasan 250 ml Irfan membanderolnya seharga Rp50 ribu. Sedangkan kemasan 125 ml seharga Rp25 ribu.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler