Aung San Suu Kyi diadili, Myanmar di ambang revolusi

- 1 Maret 2021, 19:14 WIB
Seorang demonstran ditahan oleh polisi anti huru hara selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021.
Seorang demonstran ditahan oleh polisi anti huru hara selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. /Reuters/Stringer

Sidang berikutnya akan digelar pada 15 Maret. Para pengkritik kudeta mengatakan tuduhan itu dibuat-buat.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan setelah menuduh kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh NLD secara besar-besaran, dengan protes harian yang semakin keras ketika polisi dan pasukan berusaha membasmi mereka.

Polisi di kota utama Yangon menggunakan granat setrum dan gas air mata untuk membubarkan ratusan pengunjuk rasa pada hari Senin, kata saksi mata. Polisi kemudian menyisir jalan-jalan sambil menembakkan peluru karet dan setidaknya satu orang terluka.

Baca Juga: Pelapor Nurdin Abdullah kembali dorong penuntasan kasus Bansos Covid-19 di Sulsel dan Sulbar

Sejauh ini junta militer belum menanggapi aksi kekerasan hari Ahad dan polisi serta juru bicara militer tidak menjawab panggilan telepon dari Reuters.

Surat kabar milik pemerintah Global New Light of Myanmar memperingatkan bahwa "tindakan keras pasti akan diambil" terhadap "massa anarkis"

Kudeta 1 Februari mengakibatkan Myanmar tertatih di jalan menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun pemerintahan militer.

Baca Juga: Tiga Turnamen Internasional Free Fire oleh Garena, Gamers Indonesia bertarung di FFIM Spring 2021

Para menteri luar negeri dari negara-negara ASEAN, di mana Myanmar menjadi anggotanya, akan mengadakan video meeting di Myanmar pada hari Selasa dan "mendengarkan perwakilan dari otoritas militer Myanmar", kata menteri luar negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, kepada parlemen.

Balakrishnan menyerukan agar pasukan keamanan menghentikan penggunaan kekuatan mematikan, pembebasan Suu Kyi dan pembicaraan tentang solusi dan jalan kembali ke transisi demokrasi.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x