Perlawanan demonstran Myanmar kian keras, mereka punya senjata rakitan dan bom api

9 April 2021, 04:00 WIB
Bentrok Berdarah Anti Kudeta Myanmar. /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

WartaBulukumba - Hari-hari di Myanmar kini terdiri dari revolusi. Kekerasan militer dengan menggunakan peluru tajam, granat hingga senapan mesin kini dijawab oleh sejumlah demonstran dengan senjata rakitan.

Demonstran anti-kudeta di Myanmar melawan dengan senjata buatan tangan dan bom api terhadap tindakan keras oleh pasukan keamanan di sebuah kota di barat laut.

Sebanyak enam truk tentara dikerahkan untuk memadamkan pengunjuk rasa di kota Taze, kata outlet berita Myanmar Now dan Irrawaddy. 

Baca Juga: Ini cara keren generasi muda Desa Anrang hidupkan syiar islam khususnya Al Qur'an

Ketika para pengunjuk rasa melawan dengan senjata rakitan, pisau, dan bom api buatan tangan, lima truk lagi tentara dibawa masuk. Sedikitnya 11 demonstran tewas.

Dilansir WartaBulukumba dari Reuters, pertempuran berlanjut hingga Kamis pagi 8 April 2021, dan setidaknya 11 pengunjuk rasa tewas dan sekitar 20 lainnya luka-luka. Namun tak ada kabar adanya korban di antara para prajurit.

Jumlah warga sipil yang terbunuh oleh pasukan keamanan menjadi lebih dari 600 sejak junta merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP). 

Baca Juga: Mengidam permen? Kunjungi saja taman lolipop raksasa ini

Taze berada di dekat kota Kale, di mana sedikitnya 12 orang tewas dalam bentrokan serupa antara pasukan dan pengunjuk rasa pada hari Rabu, menurut media berita dan saksi mata. Pasukan keamanan menembakkan peluru tajam, granat, dan senapan mesin ke pengunjuk rasa yang menuntut pemulihan pemerintahan Suu Kyi, kata AAPP.

"Taze, Kale memiliki banyak pemburu di hutan," kata Hein Min Hteik, seorang penduduk daerah itu dan seorang aktivis pemuda. 

“Mereka memiliki senjata api buatan tangan. Dan sekarang mereka keluar dengan senjata mereka untuk melindungi penduduk setempat, sementara orang-orang diserang oleh junta,” imbuhnya.

Baca Juga: Bappeda helat Forum Konsultasi Publik untuk melempangkan jalan bagi visi misi Andi Utta

“Orang-orang akan mencoba untuk mempertahankan hidup mereka sendiri dan hak-hak mereka,” kata seorang mantan menteri pemerintah yang merupakan bagian dari CRPH, sekelompok anggota parlemen yang mewakili pemerintah sipil yang digulingkan.

"Orang tidak akan menunggu CRPH bertindak," kata menteri dalam panggilan video dengan Reuters. "CRPH tidak dapat menghentikan kemungkinan perlawanan bersenjata oleh rakyat, dari rakyat."

Junta pada hari Kamis menangkap Paing Takhon, seorang model dan aktor yang telah berbicara menentang kudeta tersebut, kata saudara perempuannya kepada Reuters. 

Baca Juga: YouTube rilis persentase tayangan konten yang melanggar kebijakan

Di Yangon, kota terbesar di negara itu, para aktivis memasang sepatu berisi bunga untuk mengenang para demonstran yang tewas.

AAPP mengatakan 2.847 orang saat ini ditahan oleh junta militer.

Selain itu, surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk ratusan orang, dengan junta minggu ini mengejar sejumlah influencer, penghibur, artis, dan musisi.***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler