2. Pertanian Alami (Natural Farming)
Sebagian besar penduduk Desa Salassae bekerja sebagai petani. Mereka telah bergerak dalam sistem pertanian alami sejak belasan tahun lalu.
Bahkan Kepala Desa Salassae sendiri, memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya sebagai harmoni alam dan manusia. Di pekarangan rumah Pak Kades, Gito Sukamdani, tersaji ragam tanaman mulai cabe, tomat, dan hingga jahe merah. Mereka tumbuh dengan semangatnya masing-masing.
Baca Juga: Saat ayam jantan kabarkan pagi, para pejuang PMT di Kabupaten Bulukumba sudah berjibaku di dapur
3. Kampung Iklim dan Bank Sampah
Desa Salassae sejak tahun 2022 telah meretas jalan menuju penerapan Bank Sampah dan wisata pendidikan pertanian alami.
Kerjasama antara pemilik lahan, Pemerintah Desa, dan Komunitas Swabina Pedesaan diharapkan membawa kemajuan ekonomi desa.
4. Batu Pallantikang
Desa Salassae menyimpan sejarah penting dalam tujuh batu purba yang berada di situs budaya bernama Batu Pallantikang.
Batu Pallantikang di masa silam digunakan sebagai tempat duduk tokoh-tokoh penting saat melakukan musyawarah dan pelantikan pemimpin.