WartaBulukumba.Com - Saban pagi menguak hari di bawah langit Kabupaten Bulukumba masih terasa segar, dan matahari baru saja muncul menyapa, para pejuang PMT sudah melangkah, kadang tersuruk, namun penuh semangat menuju dapur.
Di sudut-sudut kampung yang tenang, terlihat panci dan wajan mengepul, sebagaimana semangat para pejuang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bulukumba dalam menghadapi masalah stunting yang mengancam generasi muda.
Ini hanya baru sepotong kecil dalam kisah yang lebih besar tentang perang melawan stunting di Kabupaten Bulukumba.
Saat ayam jantan kabarkan pagi, dengan penuh semangat, mereka sudah berada di dapur. Dengan panci dan peralatan masak sederhana, mereka menyiapkan menu harian untuk anak-anak yang membutuhkannya.
Baca Juga: Menengok Bulukumba dalam perang melawan stunting: Jejak Tim Pendamping Keluarga di Tanete
Perjuangan tidak berhenti di dapur. Setelah itu mereka akan segera beranjak berkemas untuk melakukan perjalanan yang kadang harus menempuh medan yang cukup berat.
Mereka akan segera melata di gang-gang sempit, mengetuk pintu rumah-rumah sederhana, bahkan sebagian tidak layak huni, hingga lingkungan yang masih jauh dari ideal dalam segi kebersihan, dan semacamnya.
Menu yang Dibuat Pejuang PMT
Salah seorang kader PMT di Kelurahan Tanete Kecamatan Bulukumpa, Israwati, SE., mengungkapkan, proses PMT berlangsung selama 90 hari atau tiga bulan berturut-turut.