Kursi roda dan cinta untuk Nurlela

- 28 April 2021, 20:38 WIB
Kursi roda untuk Nurlela.
Kursi roda untuk Nurlela. /WartaBulukumba/Alfian Nawawi

 

WartaBulukumba - Kedua bola matanya sayu, terpaku dengan tatapan kosong pada langit-langit kamar. 

Untuk makan dan minum Nurlela selalu disuapi oleh ibunya dengan penuh kasih sayang. Sang ibu tak pernah mengeluh. Jika hendak buang air, ibu dan adiknya akan bersama-sama menggotong tubuhnya yang kaku itu ke kamar kecil. Betapa berat hidup Nurlaela.

Empat tahun sudah Nurlaela harus bergantung pada orang tua dan saudaranya. Sekujur tubuhnya kaku. Sedangkan dokter yang memeriksanya belum bisa menyimpulkan secara medis perihal penyakit yang diderita Nurlaela.

Baca Juga: Rocky Gerung: Munarman sudah ditunggu supaya lebih heboh dari berita lainnya

Sebelum Nurlaela sakit dan menjadi difabel, dia pernah kuliah di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kemudian memilih pulang kampung karena merasa ada kelainan pada dirinya.

Awalnya dia tetap beraktivitas seperti biasa. Bahkan tidak berapa lama di kampung dia dilamar oleh seorang pria. Mereka pun menikah.

Setelah beberapa lama menjalani biduk rumah tangga, perlahan tubuh Nurlaela menjadi kaku. Kedua tangannya sangat sulit dia gerakkan. Kakinya tak mampu untuk berjalan.

Baca Juga: Bulukumba dalam bayang-bayang sawit, pemuda dan petani mendiskusikan 'ancaman'

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah