Rekomendasi wisata budaya di Bulukumba Sulsel: Mengenal lebih dekat komunitas adat Ammatoa Kajang

- 22 Juli 2023, 20:19 WIB
Tyas Mirasih saat berada di kawasan adat Ammatoa Kajang, Bulukumba.
Tyas Mirasih saat berada di kawasan adat Ammatoa Kajang, Bulukumba. /Instagram.com/@tyasmirasih

Rumah-rumah di kawasan adat Ammatoa memiliki tiga bagian yang melambangkan dunia mikrokosmos: dunia atas, dunia tengah, dan dunia bawah.

Baca Juga: Menyibak sederet fakta Desa Ara di Kabupaten Bulukumba, salah satu lokasi KKN Unhas Makassar

Bagian atas rumah disebut Para atau Loteng, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil pertanian seperti padi dan jagung. Bagian tengah rumah disebut Kale Bola, yang merupakan tempat pemilik rumah beraktifitas sehari-hari. Bagian bawah rumah disebut Siring, yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan peralatan pertanian dan bahkan sebagai kandang ternak.

Di dalam wilayah adat Ammatoa atau Tana Kamase-masea, semua rumah memiliki bentuk yang sama, menunjukkan kebersamaan dan persatuan di antara komunitas Ammatoa.

Tidak ada persaingan di antara mereka, baik dari segi materi maupun hal lainnya. Mereka hidup sederhana dengan memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan (rumah) dengan seadanya. Peralatan rumah tangga pun minim, hanya terdapat alat dapur seperti periuk dari tanah liat. Bahkan untuk makanan, mereka menggunakan tempurung kelapa sebagai wadah.

Baca Juga: Menjelajahi pesona hutan bakau di Bulukumba: Wisata Mangrove Luppung Manyampa

Prinsip Hidup Sederhana

Tata cara hidup kamase-masea (bersahaja) sangat terwujud dalam kehidupan sehari-hari komunitas Ammatoa Kajang. Mereka hidup sederhana dan menghargai alam serta lingkungan sekitar mereka.

Setiap aspek dalam kehidupan mereka, mulai dari pakaian, rumah, hingga aktivitas harian, membawa filosofi dan makna mendalam yang melambangkan kedamaian dan kesejukan.

Dalam suasana yang tenang dan damai ini, kawasan adat Ammatoa Kajang tetap menjadi surga tersembunyi yang memukau para pengunjung. Dikelilingi oleh hutan hijau yang menjulang dan tanah bebatuan yang menantang, desa ini menyajikan panorama alam yang indah.

Baca Juga: Buhung Labbua di Bontotiro Bulukumba: Mata air abadi dari tongkat Dato ri Tiro

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah