Sementara itu, fakta di lapangan, terdapat saluran air yang sudah ditimbun batu karang, dan pasir di atasnya, dan pondasi keliling juga diduga melewati batas lahan tetangga kanan, kiri, depan, belakang. Saat ini, material berupa tanah timbunan tampak menumpuk di jalan paving pondokan yang berdampingan dengan pondok Sulaiman.
Sejatinya, pemilik dan pemborong harus memperhatikan aspirasi warga sekitar, karena bagaimana pun, pembuangan air harus tetap ada, dan yakin bahwa tidak ada warga di sini yang 'mengambil' lahannya. Sebab, lahan itu sudah dua kali pindah tangan, dan sudah ada pondasi awal, namun yang dilakukan di lapangan, membuat pondasi baru yang dinilai warga melenceng dari pondasi pemilik sebelumnya.
Sehingga warga mempersoalkan hal ini, khawatirnya nanti di musim hujan, banjir tiap tahun di pondokan, makin parah, akibat saluran air ditutup total.
"Jika hal ini terjadi, jangan salahkan warga jika main hakim sendiri," ujar tokoh masyarakat bernama Andi Masisi.***