LDK Muhammadiyah Sulsel bentuk jamaah pengajian rutin di mall dan kawasan industri

- 31 Oktober 2023, 21:57 WIB
LDK Muhammadiyah Sulsel bentuk jamaah pengajian rutin di mall dan kawasan industri
LDK Muhammadiyah Sulsel bentuk jamaah pengajian rutin di mall dan kawasan industri /WartaBulukumba.Com

Baca Juga: Wartawan senior di Sulawesi Selatan dorong aparat desa harus mahir mengelola website desa

Dalam konteks sejarah, lanjutnya, Muhammadiyah generasi awal di bawah kepeloporan KH Ahmad Dahlan selaku pendiri dan perintis, banyak memelopori usaha-usaha pembinaan komunitas atau jamaah di masyarakat, antara lain dengan membentuk dan membina kelompok pengajian seperti Wal Ashri, Fathul Asrar Miftahu Sa’adah, dan Nurul Iman.

Muhammadiyah juga mendirikan Qismul Arqa kelompok putra-putri yang dibina di rumah atau asramanya, yang menjadi embrio lahirnya Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimat Yogyakarta. Kiai dan sahabat- sahabat terdekat KH Ahmad Dahlan juga membina kepanduan, yang melahirkan Hizbul Wathan tahun 1918, serta pembinaan Siswa Praja sebagai embrio ‘Aisyiyah tahun 1917.

“Jadi dakwah khusus bukanlah hal yang baru bagi persyarikatan Muhammadiyah, tetapi telah menjadi cikal bakal dan gerakan dakwah hingga sekarang ini,” kata Usman Jasad.

Baca Juga: Muhammadiyah Sulsel perkuat kapasitas muballigh dan kawal dakwah digital

Korps Da’i Komunitas Muhammadiyah Sulsel

Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah kemudian mendeklarasikan konsep Dakwah Masa Kini yang pada masa itu bertujuan mengantisipasi arus modernisasi yang begitu cepat berkembang di Indonesia yang membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan kemajuan Islam dan umatnya.

Mengingat program dakwah masa kini dianggap cukup berat untuk dilaksanakan, program tersebut dipecah menjadi beberapa bagian, satu diantaranya dakwah terhadap masyarakat terasing.

“Pada Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Solo tahun 1985, dibentuklah Lembaga Dakwah Khusus disingkat LDK. Kata khusus menggambarkan bahwa program dakwah yang diselenggarakan oleh LDK tertuju kepada segmen sosial tertentu, yaitu dakwah untuk daerah pedalaman dan suku-suku terasing,” tutur Usman.

Khusus di Muhammadiyah Sulawesi Selatan, lembaga dakwah khusus awalnya disatukan dengan majelis tabligh dengan nama Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus, namun kini lembaganya berdiri sendiri dengan nama Lembaga Dakwah Komunitas.

Dalam berbagai klasifikasi dakwah komunitas, program- program yang semula menjadi fokus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tetap berlanjut seperti dakwah komunitas pada daerah 3T, yaitu Terdepan, Terluar, dan Tertinggal, serta komunitas masyarakat marjinal, khusus, dan lainnya.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah