Karya seni tari 'Spirit of Bahine Kajang' Al Farabi Bulukumba menyingkap langkah-langkah gemulai, kearifan lokal dan kebijaksanaan dari masa ke masa di komunitas adat Ammatoa Kajang.
Baca Juga: Satu-satunya penampil dari luar Jawa, Al Farabi Bulukumba ke Ruwat Jagat di Pacitan
Tari ini juga bercerita tentang kesederhanaan dan kekuatan batin perempuan Ammatoa Kajang sebagai penjaga adat dan tradisi yang turun temurun.
Dengan setia menjaga lingkungan, mereka menyimpan kenangan-kenangan indah dari masa lalu dan menorehkannya sebagai warisan bagi generasi mendatang.
Gerak Dasar Pencak Silat
Tari "Spirit of Bahine Kajang" merupakan sebuah karya tari kreasi baru yang diadaptasi dari kehidupan perempuan Kajang yang dikenal menjunjung tinggi adat istiadatnya dengan filosofi "tuo kamase mase."
Karya ini mengambil gerak dasar pencak silat yang dikombinasikan dengan penggunaan balira. Balira adalah salah satu alat tenun yang pada zaman dahulu perempuan Kajang juga mempergunakannya sebagai senjata penjaga diri.
Tarian ini menggambarkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan (tu niaka a'ra na).
Ichdar YN, pentolan sanggar seni budaya Al Farabi Bulukumba, menyibak salah satu misi mereka yaitu pesan tentang kekuatan perempuan Kajang dalam mempertahankan identitas budaya mereka sambil menjaga keseimbangan dengan alam dan penciptanya.
"Tari Spirit of Bahine Kajang memadukan unsur gerak dasar Pencak Silat dan tari kreasi baru," tutur Ichdar YN kepada WartaBulukumba.com pada Jumat, 21 Juli 2023.