Karya ini mengambil gerak dasar pencak silat yang dikombinasikan dengan penggunaan balira. Balira adalah salah satu alat tenun yang pada zaman dahulu perempuan Kajang juga mempergunakannya sebagai senjata penjaga diri.
Tarian ini menggambarkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan (tu niaka a'ra na).
Wawancara dengan Ichdar YN, pentolan sanggar seni budaya Al Farabi Bulukumba, terungkap misi mereka berupa pesan tentang kekuatan perempuan Kajang dalam mempertahankan identitas budaya mereka sambil menjaga keseimbangan dengan alam dan penciptanya.
"Tujuan utama dari pementasan ini adalah untuk melestarikan warisan budaya perempuan Kajang yang unik. Melalui tarian ini, kami ingin mengajak penonton untuk lebih mengenal dan menghargai kehidupan serta kearifan lokal dari masyarakat Kajang," tutur Ichdar YN kepada WartaBulukumba.com pada Kamis, 20 Juli 2023.
Ichdar YN juga berharap tarian ini dapat menginspirasi generasi muda Kajang untuk tetap mencintai dan melestarikan budaya leluhur mereka.
"Doakan dan dukung kami semoga pementasan karya ini sukses dan dapat memberikan dampak positif bagi kebudayaan dan perempuan Kajang, Bulukumba, dan alam Nusantara," pesan Ichdar YN.***