Menyibak fakta di balik 'Spirit of Bahine Kajang' Al Farabi Bulukumba yang akan tampil di Ruwat Jagat Pacitan

- 20 Juli 2023, 13:21 WIB
Al Farabi Bulukumba akan pentaskan 'Spirit Bahine of Kajang' dalam Ruwat Jagat di Pacitan Jawa Timur
Al Farabi Bulukumba akan pentaskan 'Spirit Bahine of Kajang' dalam Ruwat Jagat di Pacitan Jawa Timur /Kolase foto 'Spirit Bahine of Kajang

WartaBulukumba -  Perempuan-perempuan Kajang datang menyusuri pematang dengan hati lapang, melintasi  ladang jagung dan menerabas ilalang. Dalam balutan pakaian hitam-hitam, mereka sudah lebih dulu membawa ekofeminisme dari zaman purba. Dalam situasi tertentu, perempuan Kajang akan menghunus badik! Atmosfer budaya dari timur Bulukumba itu akan menggelinjang dalam karya seni tari 'Spirit of Bahine Kajang' sanggar seni Al Farabi.

Menyibak fakta di balik tari 'Spirit of Bahine Kajang' Al Farabi yang akan dipentaskan dalam even seni budaya "Ruwat Jagat" di Pacitan Jawa Timur pada 29 Juli 2023, adalah menyingkap langkah-langkah gemulai, kearifan lokal dan kebijaksanaan dari masa ke masa di komunitas adat Ammatoa Kajang.

Tari ini juga bercerita tentang kesederhanaan dan kekuatan batin perempuan Ammatoa Kajang  sebagai penjaga adat dan tradisi yang turun temurun. Dengan setia menjaga ladang jagung, mereka menyimpan kenangan-kenangan indah dari masa lalu dan menorehkannya sebagai warisan bagi generasi mendatang.

Baca Juga: Satu-satunya penampil dari luar Jawa, Al Farabi Bulukumba ke Ruwat Jagat di Pacitan

Cara Komunitas Adat Ammatoa Kajang Memperlakukan Perempuan

Mengutip buku "Perempuan di Atas Pematang" yang ditulis Israwaty Samad, penerbit Oksana, tahun 2016, komunitas adat Ammatoa Kajang di Bulukumba sangat orisinil dan natural memperlakukan pakem-pakem yang mereka sepakati sejak berabad-abad.

Israwaty Samad menguraikan, salah satu dari tradisi adat Ammatoa yang masih dijunjung tinggi sampai saat ini adalah tradisi penghormatan terhadap harkat perempuan dan anak-anak yang lebih sering disebut dengan kesetaraan gender.

Tradisi ini sangat jauh berbeda dengan kebanyakan tradisi masyarakat lain di Nusantara yang pada umumnya melakukan diskriminasi dan pengekangan terhadap hak-hak perempuan dan anak.

Baca Juga: Bertumbuh dengan atmosfer literasi di Mau.co Ruang: Creative space anak-anak muda di Gowa

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x