In memoriam sastrawan Bulukumba Mochtar Pabottingi dan karyanya dalam ulasan Mahrus Andis

- 4 Juni 2023, 13:09 WIB
Salah satu buku karya Mochtar Pabottingi - In memoriam sastrawan Bulukumba Mochtar Pabottingi dan karyanya dalam ulasan Mahrus Andis
Salah satu buku karya Mochtar Pabottingi - In memoriam sastrawan Bulukumba Mochtar Pabottingi dan karyanya dalam ulasan Mahrus Andis /Dok. Mahrus Andis

Baca Juga: Puisi religi sastrawan Bulukumba Mahrus Andis di malam takbiran: 'Doa Terakhir'

Selain Peneliti Utama di LIPI dan Analis Politik terkemuka di negeri ini, Mochtar Pabottingi juga seorang pengarang yang kreatif menulis puisi, cerita pendek, dan esai di berbagai media cetak.

Terakhir ia menulis buku otobiografi berjudul “Burung-burung Cakrawala” (Gramedia, 2013). Buku ini berkisah tentang dirinya, sejak kecil di salah satu kampung bernama Barebba-Bulukumba, hingga menyelesaikan pendidikan di Luar Negeri (University of Hawaii Amerika Serikat, 1991).

Berikut in memoriam Mochtar Pabottingi sekaligus ulasan terhadap beberapa puisinya, oleh Mahrus Andis.

Baca Juga: Melihat Bulukumba masa silam dari prosa puitis Mahrus Andis: 'Sungai Kecil di Depan Rumahku'

Filosofi Karaeng

Di Sulawesi Selatan, khususnya daerah Bugis-Makassar, ada gelar kebangsawanan yang disebut Karaeng. Tidak jelas asal-usul istilah itu. Namun sebuah desas-desus yang, boleh jadi mitos, mengatakan bahwa Karaeng berasal dari bahasa Arab.

Konon, di awal Islamisasi kerajaan Gowa-Tallo pada abad ke-16 Masehi, pedagang yang juga ulama dari Arab menghadap Raja. Terjadi dialog di antara mereka. Pimpinan rombongan yang berbicara langsung dengan Raja sering terlihat manggut-manggut, seraya dari mulutnya keluar kalimat: “Ya, karim.”

Ucapan “Ya, karim” ini bermakna semiosis meng-iya-kan sesuatu, yang artinya: “baik, yang mulia”. Dari frasa inilah terjadi proses morfofonemik, menyesuaikan karakter bahasa Makassar, menjadi “Yo’, Karaeng.”

Narasi di atas hanya sekilas pengantar memasuki gagasan puitik sastrawan Mochtar Pabottingi.

Baca Juga: Menemu kenali salah satu tabiat siluman parakang melalui cerbung sastrawan Bulukumba, Mahrus Andis

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x