Karaeng tegak di hulu kapalnya
Memandang ke ufuk yang gemetar
Oleh riuh badai
Di balik samudera
Setelah kilat dan gelegar
Setelah pengembaraan di tujuh benua
Dia tak memerlukan gita
Untuk jadi nyata
Dia perlu jadi partha
Darah yang menggenggam tubuhnya adalah sisa murni