Biasanya tokoh Westren sepeti Django, sering juga tokoh pahlawan seperti Pangeran Diponegoro. Adegan perang menggunakan asap rokok yang disemburkan melalui pelepah papaya. Dialog dan ilustrasi musik dimainkan melalui mulut seperti Dalang dalam Pewayangan.
Bukan hanya anak sebaya Achmad Dharsyaf Pabottingi yang nonton tetapi juga orang-orang yang usianya jauh lebih tua yang menjadi penonton dan penggemar pertunjukan Achmad Dharsyaf Pabottingi. Penonton di belakang layar menyaksikan bayangan atau siloluit pertunjukan yang dibuat Achmad Dharsyaf Pabottingi.
Ternyata permainan masa kecil, perang-perangan, perkelahian, bermain pedang-pedangan dan seloluit layar tancap banyak berpengaruh dan menjadi bagian erat pada karya teaternya di kemudian hari.***