Mampukah puisi cegah korupsi dan puisikah puisi itu? Ini hasil bedah sastrawan Bulukumba pada antologi 'SBDK'

- 13 November 2022, 18:03 WIB
Buku antologi puisi 'Saat Berjumpa di Atas Kertas' dibedah di Meja Solusi
Buku antologi puisi 'Saat Berjumpa di Atas Kertas' dibedah di Meja Solusi /Foto: Mahrus Andis

Kesejahteraan untuk

rakyat/Keadilan

sosial bagi seluruh

bangsa

… ”

(SBDK, hal.20)

Mahrus Andis pun merambah ihwal puisi gelap.

"Puisi gelap biasanya disebut juga puisi kamar. Puisi tersebut terkesan berlebihan dalam penggunaan bahasa figuratif, sifatnya simbolistik dan amat pribadi," ulasnya.

Kemudian, secara runut, Mahrus Andis membedahnya berikut ini.

Model puisi ini dapat dibaca pada beberapa judul, seperti: “Ribang Sangkakala” (Amiruddin Lallo, Takalar, hal.13-15), “Anak Kandung Matahari” (A. Wanua Tangke, Makassar, hal. 25), “Puisimu Korupsi” (Bahar Merdu, Gowa, hal. 29), dan “Sebuah Kemajemukan” (Denaar, Bantul, hal. 40).

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x