Kesejahteraan untuk
rakyat/Keadilan
sosial bagi seluruh
bangsa
… ”
(SBDK, hal.20)
Mahrus Andis pun merambah ihwal puisi gelap.
"Puisi gelap biasanya disebut juga puisi kamar. Puisi tersebut terkesan berlebihan dalam penggunaan bahasa figuratif, sifatnya simbolistik dan amat pribadi," ulasnya.
Kemudian, secara runut, Mahrus Andis membedahnya berikut ini.
Model puisi ini dapat dibaca pada beberapa judul, seperti: “Ribang Sangkakala” (Amiruddin Lallo, Takalar, hal.13-15), “Anak Kandung Matahari” (A. Wanua Tangke, Makassar, hal. 25), “Puisimu Korupsi” (Bahar Merdu, Gowa, hal. 29), dan “Sebuah Kemajemukan” (Denaar, Bantul, hal. 40).