Mampukah puisi cegah korupsi dan puisikah puisi itu? Ini hasil bedah sastrawan Bulukumba pada antologi 'SBDK'

- 13 November 2022, 18:03 WIB
Buku antologi puisi 'Saat Berjumpa di Atas Kertas' dibedah di Meja Solusi
Buku antologi puisi 'Saat Berjumpa di Atas Kertas' dibedah di Meja Solusi /Foto: Mahrus Andis

Akan kudengar kata-katamu wahai siapapun yang mengaku pemimpin

jika hidupmu jujur dan sederhana.

(Makassar, 09 Desember 2017)

Biasanya, penulis yang sering menggunakan nama La Ruhe adalah Andi Ruhban. Dia kurator tunggal buku puisi ini.

Baca Juga: Puisi-puisi 'realitas sosial dan cinta' penyair Bulukumba Andhika Mappasomba

"Terlepas siapa La Ruhe, puisi itu cukup merepresentasi seluruh ideologi kebencian penyair terhadap musuh negara yang bernama korupsi. Dari sudut kualitas penciptaan, beberapa puisi di buku  ini memiliki derajat kreativitas yang patut dipertimbangkan," ungkap Mahrus Andis.

Puisi Diafan, Gelap dan Prismatis

Ada tiga sifat puisi yang tersaji dalam buku antologi SBDK ini, yaitu Diafan, Gelap dan Prismatis.

Puisi Diafan. Puisi ini memiliki ciri bahasa yang polos, kurang memanfaatkan majas (figurative language) dan sangat mudah dipahami artinya. Hampir semua puisi di buku ini bersifat diafan.

Baca Juga: Mengulik Doel dan karya-karya seniman Bulukumba ini dalam pameran tunggal di Yogyakarta

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x