Zona aktif secara tektonik secara efektif merupakan sabuk pegunungan dalam proses pembentukan, dan mengandung banyak fitur yang biasanya dianggap terkait dengan orogen akresi: ada subduksi aktif, transfer material pada batas lempeng, contoh tumbukan dengan fitur apung di samudera lempeng, busur dan benua, dan magmatisme yang melimpah.
Laut Cina Selatan dan daratan di sekitarnya telah diselidiki oleh para ilmuwan seperti Molengraaff dan Umbgrove, yang mendalilkan sistem drainase kuno yang sekarang terendam. Ini dipetakan oleh Tjia pada tahun 1980 dan dijelaskan secara lebih rinci oleh Emmel dan Curray pada tahun 1982 lengkap dengan delta sungai, dataran banjir dan rawa belakang.
Ekologi Paparan Sunda yang terbuka telah diselidiki dengan menganalisis inti yang dibor ke dasar laut. Serbuk sari yang ditemukan di inti telah mengungkap ekosistem kompleks yang berubah seiring waktu.
Banjir di Sundaland memisahkan spesies yang pernah berbagi lingkungan yang sama seperti sirip sungai (Polydactylus macrophthalmus, Bleeker 1858; Polynemus borneensis, Vaillant 1893) yang pernah tumbuh subur di sistem sungai yang sekarang disebut “Sungai Sunda Utara” atau “Sungai Molengraaff ”. Ikan tersebut kini ditemukan di Sungai Kapuas di Pulau Kalimantan, serta di Sungai Musi dan Batanghari di Sumatera,
Begitulah, ada 'link-link' yang saling berhubungan dengan situs Gunung Padang, Atlantis, Lemurian dan Sundaland. Sama-sama peradaban maju dan sama-sama hancur oleh bencana alam.***