Studi terbaru: perubahan Iklim pengaruhi kesehatan otak

- 20 Desember 2021, 20:00 WIB
Ilustrasi perubahan iklim.
Ilustrasi perubahan iklim. /Pixabay/TheDigitalArtist

Ini berasal dari penggunaan bensin untuk mengendarai mobil atau batu bara untuk memanaskan gedung, misalnya. 

Pembukaan lahan dan hutan juga dapat melepaskan karbon dioksida. Tempat pembuangan sampah merupakan sumber utama emisi metana. Energi, industri, transportasi, bangunan, pertanian, dan tata guna lahan termasuk di antara penghasil emisi utama.

Baca Juga: Metaverse Sandbox, dunia kedua bagi manusia di masa depan

Dalam studi ini, peneliti menganalisis penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perubahan iklim.

Peneliti juga melihat gangguan neurologis seperti penyakit Alzheimer, demensia, multiple sclerosis, penyakit parkinson, migrain, epilepsi, hingga stroke.

Hasilnya, suhu lingkungan yang lebih tinggi dikaitkan kondisi neurologis yang buruk. Orang dengan gangguan neurologis seperti Alzheimer dan demensia non Alzheimer juga lebih mudah marah, cemas, depresi, hingga agitasi karena perubahan iklim.

Baca Juga: Oppo Find N, smartphone lipat pesaing Samsung Flip

Demikian pula, peningkatan suhu lingkungan dikaitkan dengan penurunan kinerja kognitif dan fungsi motorik pada orang dengan multiple sclerosis. Peningkatan suhu juga meningkatkan risiko rawat inap dan kematian pada orang dengan demensia dan stroke.

Seperti dikutip dari Medical News Today, Senin 20 Desember 2021, perubahan iklim yang meliputi naiknya permukaan air laut, kekeringan, polusi udara, dan hilangnya keanekaragaman hayati yang juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan neurologis.

Namun, peneliti menyatakan studi ini memiliki sejumlah keterbatasan. Penelitian ini dilakukan pada negara berpenghasilan tinggi sehingga dampak perubahan iklim mungkin dapat berbeda pada negara berpenghasilan rendah.

Halaman:

Editor: Muhlis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x