Suara gemuruh misterius di langit Bulukumba atau fenomena The Hum, ini penjelasan ilmiahnya

17 Maret 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi suara gemuruh /Pixabay/Amarilis Alvarez

WartaBulukumba - Langit masih gelap di dini hari saat Kyla nyaris meloncat daritempat tidurnya mendengar suara gemuruh misterius.

Ternyata bukan hanya Kyla yang mendengar suara gemuruh tersebut pada Rabu, 16 Maret 2022.

Suara gemuruh itu sangat mirip dengan pesawat. Beberapa warga Bulukumba mengaku mendengarkan suara gemuruh itu hingga beberapa kali. Sejumlah netizen mengunggah di media sosial ihwal suara gemuruh tersebut. Tak ada yang bisa menjelaskannya. Setidaknya hanya dua yang bisa menghamparkan penjelasan, yakni agama dan sains.

Kyla menuturkan bahwa dia sangat kaget karena mengira hari sudah pagi. Padahal langit masih gelap.

Baca Juga: Dua astronot NASA 'buka bengkel' di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional selama 7 jam

"Saya benar-benar kaget. Saya dengar seperti bunyi pesawat. Terdengar sebanyak lima kali," tuturnya kepada WartaBulukumba.com pada Kamis, 17 Maret 2022.

Fenomena suara gemuruh di dunia pertama kali terjadi di langit Inggris. Suara gemuruh di langit atau The Hum ini terjadi di tahun 1960 silam.

The Hum karena memiliki suara yang begitu aneh seperti gemuruh. Suara ini memang mengejutkan karena belum diketahui penyebabnya.

 

Baca Juga: Peluncuran roket LV0009 menyebarkan satelit, misi antariksa Astra untuk pertama kalinya

Para ilmuwan juga meneliti beberapa fenomena tersebut. The Hum sendiri juga merupakan salah satu peristiwa langit. Setelah terjadi di Inggris pada tahun 1960 lalu, terjadi lagi di Amerika Serikat dua puluh tahun kemudian.

Fenomena misterius suara gemuruh di Indonesia juga pernah terdengar di langit wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sontak suara gemuruh itu mengegerkan warga pada Rabu 9 Maret 2022. Di jagat Twitter, banyak warganet  mengaku mendengar dentuman dari arah langit.

 

Baca Juga: Penjelajah Mars Perseverance NASA menangkap sampel batuan ke-8 di sungai kuno Planet Merah

Akun Twitter resmi Dinas Komunikasi dan Informatika DIY @kominfodiy juga  membagikan informasi terkait peristiwa tersebut.

"Terkait suara dentuman terdengar oleh sebagian besar masyarakat di DIY dan sekitarnya pada pukul ±10.00 WIB, disampaikan oleh @BPPTKG bahwa kejadian tsb tidak berkaitan dengan #Merapi. Seismogram stasiun PUSS pukul ±10.00 tidak menunjukkan aktivitas yg signifikan," tulis  @kominfodiy.

Fenomena suara gemuruh misterius juga pernah terdengar di langit Bandung pada Februari 2021.

 

Baca Juga: Apa yang terjadi jika bom nuklir meledak? Armageddon!

Seperti ditakik WartaBulukumba.com dari Pikiran-rakyat.com pada 11 Februari 2021, suara gemuruh misterius terdengar di langit Kota Bandung pada siang hari.

Suara gemuruh itu tepatnya terdengar jelas di sekitar Setiabudi, Jalan Cemara, dan Sukajadi sekira pukul 11.12 WIB. Suara gemuruh yang terdendar di beberapa titik Kota Bandung ini dilaporkan terdengar seperti pesawat yang terbang rendah.

Tak hanya sekali, selang beberapa menit suara serupa kembali terdengar di telinga warga. 

Terkait fenomena gemuruh yang terdengar di Kota Bandung tersebut, Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung memaparkan analisisnya.

 

 

Baca Juga: Blue Origin akan terbangkan bintang SNL Pete Davidson ke luar angkasa pekan depan

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu menyatakan pihaknya langsung mengecek suara tersebut melalui peralatan yang dimiliki BMKG seperti lightning detector, kemagnetan, cuaca saat ini di sekitar Jalan Cemara dan Jalan Sukajadi serta jaringan seismograf.

Hasilnya, menurut jaringan seismograf pada pukul 10.00 – 12.00 WIB tidak merekam adanya aktivitas gempa bumi di sekitar Kota Bandung, Lembang dan sekitarnya.

Fenomena suara gemuruh misterius juga pernah terdengar oleh warga yang bermukim di sekitar Gunung Guntur, Kabupaten Garut pada 8 Februari 2022.

 

Baca Juga: Misteri kilatan cahaya yang menerangi langit Inggris! Muncul rekaman video UFO terbang tanpa suara

Ditakik dari Galamedia.pikiran-rakyat.com, pada 9 Februari 2022, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi menjelaskan, aktivitas gempa di Gunung Guntur dalam kondisi normal, begitu juga dengan suhu kawah dan air panas di bawah angka normal.

"Kondisi Gunung Guntur saat ini dalam keadaan normal dari tanggal 1 sampai dengan 8 Februari (2022) terdapat empat kali catatan getaran, sementara normalnya dalam satu bulan ada 24 sampai dengan 30 catatan getaran," kata Satria Budi melalui siaran pers Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Garut.

Penjelasan suara gemuruh, dikutip dari Live Science pada 8 Januari 2020, sebuah studi menyebutkan bahwa dengungan seismik misterius yang terdeteksi di seluruh dunia kemungkinan disebabkan oleh peristiwa geologis yang tidak biasa - gemuruh reservoir berisi magma jauh di bawah Samudra Hindia.

Dengungan aneh ini adalah pengumuman kelahiran geologis yang tidak biasa. Beberapa bulan setelah suara berdesir di sekitar Bumi, gunung berapi bawah laut baru lahir di lepas pantai pulau Mayotte, yang terletak di antara Madagaskar dan Mozambik di Samudra Hindia.

 

Baca Juga: Inilah 10 negara bagian di AS tempat yang paling memungkinkan melihat UFO dan Alien

Temuan baru ini memberikan garis waktu satu tahun yang terperinci dari kelahiran gunung berapi yang baru lahir.

Sebuah studi merinci bagaimana magma dari reservoir sekitar 20 mil (35 kilometer) di bawah dasar laut bermigrasi ke atas, berjalan melalui kerak bumi hingga mencapai dasar laut dan menciptakan gunung berapi baru.

Pada Mei 2018, ketika lembaga pemantau gempa bumi global mendeteksi ribuan gempa bumi di dekat Mayotte, termasuk gempa berkekuatan 5,9, yang terbesar yang pernah terdeteksi di wilayah tersebut.

Kemudian, pada November 2018, seismolog merekam dengungan seismik aneh, beberapa berlangsung hingga 40 menit, berdengung di seluruh dunia. Secara halus, dengungan misterius ini "memicu keingintahuan komunitas ilmiah," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

Pada 2019, misi oseanografi Prancis menunjukkan bahwa gunung berapi baru telah lahir di dekat Mayotte. Itu sangat besar, berukuran panjang sekitar 3,1 mil (5 km) dan tinggi hampir setengah mil (0,8 km).

Peneliti lain telah menyarankan bahwa dengungan misterius ini terkait dengan gunung berapi baru dan mungkin ruang magma bawah tanah yang menyusut, mengingat Mayotte telah tenggelam dan bergerak beberapa inci sejak gempa dimulai. 

Dalam sebuah studi, para peneliti menggunakan data yang dikumpulkan di seluruh dunia, karena tidak ada data seismik lokal yang tersedia dari Mayotte. Analisis mereka menunjukkan bahwa dua tahap utama menyebabkan kelahiran gunung berapi.

Pertama, magma dari reservoir selebar 9 mil (15 km) mengalir ke atas secara diagonal hingga mencapai dasar laut, yang menyebabkan letusan bawah laut, kata Cesca. Saat magma bergerak, itu "memicu gempa energik di sepanjang jalurnya ke permukaan," katanya.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler