Alor UFO Incident 1959, salah satu peristiwa sejarah kemunculan Alien di Indonesia

16 November 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi pesawat UFO /Pixabay.com/Thomas Budach

WartaBulukumba - Insiden misterius tahun 1959 di Pulau Alor kemungkinan besar tidak pernah terungkap ke publik andai tidak ditulis dalam buku.

Peristiwa kemunculan UFO di kepulauan Alor kerap disebut di dunia internasional sebagai Alor UFO Incident 1959 atau “Alor Incident”.

Peristiwa misterius tersebut ditulis dalam buku berjudul “UFO: Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini” oleh Marsekal Muda TNI (Purn) Jacob Salatun.

Andai saja Alwi Alnadad tak menceritakannya, atau Jacob Salatun tak menulis kisah tersebut ke dalam bukunya, mungkin insiden UFO di Pulau Alor akan terkubur selamanya.

Baca Juga: Heboh UFO berbentuk donat di langit Swiss

Jacob Salatun menulis kisah ini berdasarkan kesaksian komandan kepolisian setempat bernama Alwi Alnadad, yang ia ungkapkan 17 tahun setelah kejadian yang spektakuler ini.

Di kemudian hari Marsekal Muda TNI (Purn) Jacob Salatun, dijuluki “bapak UFO Indonesia”, pendiri SUFOI (Studi UFO Indonesia) dan pendiri LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).

Jacob Salatun disebut juga sebagai “Bapak UFO” di Indonesia dan ia memiliki karier yang cukup mulus dalam dunia militer.

Baca Juga: Jeff Bezos bicara tentang Alien dan 'rumah baru' di luar angkasa bagi manusia Planet Bumi

Setelah lulus Sekolah Menengah Teknik Tinggi di Surabaya, ia bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat), dan kemudian mulai mempelajari dunia penerbangan.

Ia pernah dikirim ke Amerika Serikat untuk belajar terkait sistem informasi dan penerbangan. Dari sini, karirnya terus meningkat hingga menjadi Sekretaris Dewan Penerbangan.

Kemudian ia mendirikan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) pada tahun 1963.

Bung Karno yang kala itu masih menjadi presiden Indonesia memerintahkan Perdana Menteri Juanda dan juga Joacob Salatun untuk melakukan Proyek Roket Ilmiah yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca Juga: Crop circle, pola aneh yang sengaja dibuat oleh Alien? Lingkaran 'UFO' ini juga pernah ada di Indonesia

Ketertarikan Jacob Silatun terhadap UFO, seiring dengan menanjaknya karir di dunia penerbangan. Dari sini dia mulai percaya dengan keberadaan UFO yang pernah dia lihat sendiri dengan anaknya.

Dari pengalamannya melihat UFO inilah, Jacob Silatun mulai mendirikan Studi UFO Indonesia (SUFOI) dan menulis sejumlah buku untuk pemahaman UFO di Indonesia.

Beberapa buku yang ditulis oleh Jacob Silatun menjadi rujukan bagi mereka yang penasaran dengan dunia UFO di Indonesia. Hingga akhir hayatnya, Salatun tetep percaya akan keberadaan UFO dan adanya kehidupan lain diluar planet Bumi.

Dalam buku “UFO: Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini” oleh Jacob Salatun, terungkap bahwa pada bulan Juli tahun 1959, penduduk pulau Alor digemparkan dengan kemunculan makhluk yang tingginya 1,8 meter dengan kulit warna merah, tampak sedang kebingungan di ladang seorang petani.

Baca Juga: Misteri proyek Serpo: pertukaran manusia Planet Bumi dengan Alien dari Zeta Reticuli

Seorang komandan polisi setempat di bawah wilayah Kepulauan Alor bernama Alwi Alnadad, menerima laporan-laporan dari warga lokal.

Komandan polisi Alwi Alnadad sebeleumnya tak percaya. Namun  segera menanggapi laporan tersebut bersama bawahannya.

Kasus ini sangat sensitif dan sangat rahasia di masanya. Jika dipublikasan maka akan dianggap tak waras serta dapat menimbulkan kepanikan.

Namun setelah 17 tahun pensiun, barulah ia mulai berani mengutarakannya kepada seseorang di luar jajarannya.

Baca Juga: Boriska Kipriyanovich si jenius Rusia yang mengaku sebagai alien dari Mars dan menguasai peta galaksi

Awalnya, Alwi tidak percaya bereaksi dengan skeptis, karena insiden yang dilaporkan termasuk “gila”, tak masuk akal, dan hanya dilihat oleh beberapa penduduk.

Tapi insiden itu kemudian menjadi heboh dan sensasional selama berminggu-minggu. Dilaporkan oleh warga setempat, bahwa beberapa makhluk aneh muncul dari sisi timur Pulau Alor.

Kulit mereka kemerahan. Mata mereka tampak seperti mata manusia dan rambut mereka berwarna putih bergelombang. Mereka mengenakan pakaian berlengan panjang, celana panjang, dengan warna biru gelap.

Pakaian mereka berkerah tinggi, memakai ikat pinggang, membawa tongkat silinder metal berwarna abu-abu yang diselipkan diikat pinggangnya, dan memakai sepatu mirip boot militer berwarna hitam.

Fenomena UFO yang muncul di Alor ini, dalam Ufologi dikategorikan sebagai CE-V, atau Close Encounters of the 5th Kind yakni adanya komunikasi atau kontak dengan alien (Contact by Metaphysical Means).

Alien dipanah oleh warga

Sejak awal muncul, mereka tampak aneh bagi penduduk karena tampilan mereka yang berbeda. Penduduk mengatakan bahwa orang-orang yang terlihat asing itu mencurigakan, dan tampak seperti sedang mencari sesuatu.

Penduduk kemudian mengepung mereka dan melemparnya dengan panah. Anehnya, panah tidak bisa mencederai mereka.

Kemudian, orang-orang yang tampak asing itu melompat setinggi kepala dan berlari masuk ke pepohonan. Warga mengejar dan mencarinya.

Namun mereka menghilang dan tidak bisa dilacak. Hal ini sangat tak mungkin, karena pepohonan itu adalah tempat yang biasa dimasuki warga setempat.

Beberapa hari kemudian laporan tak masuk akal datang lagi, warga mengatakan bahwa beberapa makhluk aneh dengan pakaian biru tua, muncul juga di sebuah desa di selatan dari Pulau Alor.

Ada enam orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan apa yang dilaporkan sehari sebelumnya di pulau yang sama. Kali ini laporan lebih spesifik, beberapa dari mereka memiliki jenggot.

Alien menculik warga

Laporan lain mulai masuk, kali ini datang dari Pulau Pantar yang berada di sebelah barat Pulau Alor, dari sana beberapa penduduk juga mengatakan bahwa ada manusia-manusia aneh yang berjumlah 6 orang muncul ketika malam malam hari tiba.

Enam orang ajaib itu masuk ke desa-desa, sepertinya mereka mencari sesuatu yang tidak jelas. Salah satu manusia ajaib itu terlihat berjenggot, bahkan ia berani masuk ke halaman rumah hingga membuka jendela. Berkeliarannya orang-orang aneh itu membuat sekeliling desa-desa menjadi mencekam, dan penduduk tak berani keluar rumah jika malam hari telah tiba.

Kemudian pada hari berikutnya, sebuah desa di sebelah timur dari kota Kalabahi itu digemparkan oleh sebuah kabar bahwa seorang warga telah diculik oleh beberapa orang tak dikenal dengan pakaian biru gelap. Namun akhirnya ia dilepaskan lembali oleh makhluk-mahluk tinggi dengan rambut putih itu. Ia lalu dipanggil polisi untuk menceritakan kisah dan kesaksiannya.

Menurut korban yang diculik itu, ia baru saja turun dari pohon palem Aren setelah mengambil airnya. Baru saja turun dari pohon dan memijak tanah, tiba-tiba beberapa orang-orang aneh itu telah mengelilinginya.

Dia mencoba lari, tapi salah satu dari orang aneh itu menunjuknya dengan sebuah tongkat berbentuk silinder ke arahnya. Kemudian ia seketika seakan menjadi lumpuh.

Lalu, ia mendengar orang-orang aneh itu berbicara satu sama lain, namun saksi mata tidak bisa memahami bahasa mereka. Salah satu dari mereka menunjukkan kepadanya sebuah alat berbentuk lingkaran elips mirip jam, yang depannya terbuat seperti kaca.

Dia diminta untuk melihat alat itu, dan seketika tampak di dalamnya seperti pemandangan lain dari jarak jauh. Maka ia berfikir bahwa hal ini tak masuk akal, karena di depannya yang terlihat adalah hutan dan bukit yang tinggi membentang. Kemudian ia menyadari bahwa orang-orang asing ini ingin menjadikannya pemandu mereka. Tidak begitu lama, ia kemudian dibebaskan oleh mereka.

Pada hari berikutnya, anak berusia enam tahun diculik juga oleh orang asing tersebut. Beberapa penduduk menemukannya di sebuah ladang dengan kondisi ketakutan dan bingung.

Anak itu bercerita bahwa dia telah dibawa oleh orang-orang aneh itu ke tengah-tengah hutan dan mengalami beberapa pemeriksaan medis. Anak ini juga menyatakan, bahwa ia diberikan suatu makanan, namun ia menolak karena makanan yang diberikan tidak mirip seperti makanan apapun yang ia kenal.

Polisi menembaki Alien

Lokasi dua desa yang memiliki kisah aneh ini letaknya saling berjauhan, bahkan berbeda pulau yang terbentang jauh dan penduduknya tidak mengenal satu sama lain. Tapi apa yang dilaporkannya, nyaris sama.

Walau berita ini sudah heboh dan disebarkan oleh beberapa orang, polisi kemudian menangani kasus ini dengan serius. Kasus ini digambarkan sebagai gangguan terhadap masyarakat desa.

Kemudian, beberapa polisi yang diperintahkan oleh Alwi Alnadad, diturunkan dan siap untuk menangkap mereka, hidup atau mati! Mereka dibekali oleh senjata otomatis dari jenis Bren hingga Thompson.

Kemudian tempat dimana seorang anak telah diculik, polisi disebar dan wilayah itu dikelilingi oleh polisi di setiap sudut. Hal itu dilakukan karena dari laporan mengatakan bahwa orang asing tersebut muncul dari sana.

Di tengah malam sekitar pukul 00.00 WIB tengah malam, beberapa suara ledakan api memecah kesunyian. Orang-orang asing yang ditunggu kemudian muncul, bahkan hingga hanya berjarak 13 meter dari polisi.

Dianggap menimbulkan gangguan seluruh warga di pulau, polisi tak lagi banyak bicara. Polisi kemudian serentak menembaki mereka dengan senjata otomatis. Tapi anehnya, orang asing itu tidak mati, bahkan tidak ada darah setetes pun ditempat orang-orang asing itu berdiri.

Jarak penembakan bisa dibilang sangat dekat dan dari setiap sudut, sehingga pasti ada yang terluka atau bahkan mati, namun hal itu tidak terjadi.

Polisi hanya menemukan pohon-pohon yang berlubang, beberapa pohon kecil roboh dan jejak kaki yang hanya berjarak lima meter dari tempat berdirinya orang misterius itu menuju ke kejauhan, dan kemudian jejak hilang.

Polisi yang telah disebar tak berhasil menemukan mereka. Polisi dan para penduduk lokal tidak tahu kenapa orang-orang asing itu bisa menghilang.

Setelah insiden tersebut, banyak penduduk Pulau Alor yang melihat benda terbang berbentuk lonjong seperti telur.

Warna benda terbang itu tampak putih dan bercahaya, dan terbang di atas pantai.

Tak lama kemudian, benda terbang aneh itu mulai terbang rendah dan menghampiri sosok-sosok tersebut.

Para penduduk sempat melambaikan tangan mereka ke pesawat UFO itu. Ternyata mereka juga membalasnya dengan lambaian tangan.

Terlihat di dalam pesawat itu terdapat 4 sampai 6 makhluk extra-terrestrialKemudian objek berbentuk telur itu terbang melayang ke tengah laut. Lalu melesat dengan kecepatan tinggi dari arah barat ke timur.

Tahun 1964 UFO ditembaki oleh artileri militer Indonesia

Setelah fenomena UFO yang muncul di Papua New Guinea pada 26-27 Juni 1959, lalu di Blenheim Selandia Baru pada 13 Juli 1959, kemudian di Kepulauan Alor pada awal Juli 1959, dilaporkan benda asing terbang kembali muncul di Surabaya yang berjarak sekitar 1200 kilometer dai Pulau Alor di NTT.

Objek tak dikenal itu nampak ketika terjadi peristiwa Dwikora, sehingga ditembaki dengan meriam oleh tentara Indonesia. Dwikora adalah masa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia, sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 hingga 1966.

Objek terbang tak dikenal (UFO) kembali muncul pada 1964 di Surabaya dan sekitarnya yang berjarak sekitar 1200 kilometer dari Pulau Alor di NTT.

Jacob Salatun menyebutkan di bukunya, UFO muncul mulai tanggal 18 sampai 24 September 1964. UFO terlihat dengan dengan mata telanjang, dan juga terlihat berupa tanda kedipan melalui radar pemantau pesawat.

UFO tersebut dilaporkan muncul di daerah Surabaya, Malang, dan Bangkalan, sebuah kota di barat Pulau Madura. UFO itu sempat ditembaki dengan meriam artileri pertahanan udara.

Kejadian itu juga diungkapkan oleh Laksamana Udara Roesmin Noerjadin, Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 31 Maret 1966 hingga 10 November 1969. Dalam suratnya, yang tertanggal 5 Mei 1967, Laksamana Udara Roesmin Noerjadin menulis:“UFOs sighted in Indonesia are identical with those sighted in other countries. Sometimes they pose a problem for our Air Defence and once we were obliged to open fire on them“.

(“UFO yang terlihat di Indonesia identik dengan yang terlihat di negara lain. Terkadang mereka menimbulkan masalah bagi Pertahanan Udara kami dan dengan begitu kami terpaksa melepaskan tembakan ke arah mereka “).

Meskipun demikian, tidak ada laporan lanjutan apakah UFO yang ditembak tersebut berhasil dijatuhkan oleh tentara Indonesia pada waktu itu.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler