Cak Imin tidak merasa membawa-bawa nama NU

- 6 September 2023, 18:44 WIB
Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Muhaimin Iskandar (Cak Imin). /Pikiran Rakyat/Boy Darmawan/

WartaBulukumba.Com - Gelombang-gelombang kejutan politik masih akan terus menggelinding dalam perjalanan menuju Pilpres 2024. Pasca kejutan paket Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin, analisa lantas menyebut-nyebut basis suara pemilih Nahdlatul Ulama (NU)

Dua wilayah di Tanah Air yang selama ini merupakan kantong terbesar pemilih NU, yaitu Jawa Timur dan Jawa Tengah, disebut-sebut belum meyakinkan menggelontorkan dukungan kepada Anies Baswedan-Cak Imin.

Bahkan merebak beberapa analis yang menyebutkan bahwa Muhaimin Iskandar tidak memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan elektabilitas Anies Baswedan di basis pemilih Nahdlatul Ulama (NU), terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Semakin menarik ketika Cak Imin mengaku tidak merasa membawa-bawa nama Nahdatul Ulama (NU) dalam Pilpres 2024.

Baca Juga: Eks napi koruptor jadi caleg! Ketua ASA Indonesia: 'Parpol secara terbuka menghina moralitas masyarakat'

"Saya tidak pernah bawa-bawa itu. Saya gak pernah bawa-bawa PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulam)," tegas Cak Imin di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, dikutip dari Pikiran-Rakyat.com pada Rabu, 6 September 2023.

Menurut Cak Imin sejak lahir masyarakat tahu jika dirinya bagian dari NU. "Tapi saya dari lahir sampai sekarang orang tahu saya adalah NU," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf sempat menyinggung mengenai politik praktis. Dia meminta para Capres dan Cawapres tidak membawa-bawa nama NU dalam Pilpres 2024.

Bahkan dia menyebutkan, secara struktural tidak ada pengurus NU maupun kiai-kiai NU yang menyatakan dukungan terhadap capres-cawapres tertentu.

Baca Juga: Daftar caleg DPR RI mantan napi korupsi dirilis KPU: Ada dua dari Sulsel termasuk Bulukumba

"Jangan ada calon mengatasnamakan NU. Kalau ada calon yang mengatasnamakan (NU), kredibilitasnya atas nama perilakunya sendiri-sendiri, bukan atas nama NU," kata Gus Yahya.

"Kalau ada klaim kiai-kiai NU merestui, itu sama sekali tidak betul. Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon presiden atau wakil presiden," katanya.

Pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) justru dinilai memiliki lebih banyak tantangan daripada mendukung satu sama lain, dengan beberapa pengamat menyebutnya sebagai "lebih banyak perjudiannya."

Anies Baswedan perlu mendapatkan dukungan yang kuat dari pemilih NU, yang dikenal sebagai Nahdliyin, untuk mengamankan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, popularitas Anies di daerah mayoritas anggota NU tersebut rendah, menurut hasil beberapa survei.

Baca Juga: Anies Baswedan-Cak Imin! SBY kecewa berat, Partai Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan

Cak Imin Berurusan dengan KPK

Di tengah panasnya suhu politik Tanah Air, muncul kabar mengejutkan soal Cak Imin dipanggil KPK. 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Mahfud MD menanggapi pemanggilan Muhaimin Iskandar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menurutnya bukan politisasi hukum.

Menkopolhukam meyakini pemanggilan itu adalah prosedur hukum biasa untuk melengkapi informasi atas pengusutan kasus korupsi yang ditangani oleh KPK.

Baca Juga: Benarkah ada kerumitan bagi pers pada Pemilu 2024?

“Menurut saya, itu bukan politisasi hukum. Kita berpendirian bahwa tidak boleh hukum dijadikan alat untuk tekanan politik. Dalam kasus pemanggilan Muhaimin oleh KPK, saya meyakini itu permintaan keterangan biasa atas kasus yang sudah lama berproses. Muhaimin tidak dipanggil sebagai tersangka, tetap (dia) diminta keterangannya untuk melengkapi informasi atas kasus yang sedang berlangsung,” jelas Mahfud MD di Jakarta pada Selasa kemarin, dikutip dari Antara.

Kemana Suara NU?

Menurut laporan wartawan BBC News Indonesia, Ahmad Musthofa Azany di Madura, warga NU yang menjadikan Muhaimin Iskandar sebagai patron cenderung mengikuti arah dukungannya.

“Kalau atas nama organisasi, NU itu netral, tidak ada mengatakan apa-apa. Tapi atas nama pribadi warga, [duet Anies-Muhaimin] itu sangat baik menurut saya… Banyak teman-teman saya di Madura juga oke lah sama duet Muhaimin dan Anies,” kata Kyai Haji Nuruddin, wakil ketua tanfidziyah Pengurus Cabang NU Sampang, yang mengaku kaget dengan pencalonan AMIN.

Baca Juga: Daerahnya masuk 10 besar rawan politik uang se-Indonesia, Caleg DPR RI asal Bulukumba: 'Sessajaki'

Dia yakin pencalonan Anies-Muhaimin akan menambah suara Cak Imin di Madura. Menurut Kyai Nuruddin, keduanya juga akan menimbulkan dampak positif berupa penambahan “medan dakwah”.

Pandangan berbeda datang dari Kyai Haji Itqon Busyiri, ketua Pengurus Cabang NU Sampang. Sikapnya seperti Pengurus Besar NU (PBNU), yang tidak secara gamblang mendukung tokoh NU tertentu yang bertarung dalam kontestasi politik.

“Rahasia dong, karena saya kan ditokohkan oleh warga NU. Kalau saya menentukan pilihan atau vulgar [mengumbar] pilihan, nanti ada perbedaan di antara teman-teman kita, kita memberikan pilihan bebas lah,” kata Kyai Itqon. Dia mengatakan belum ada warga yang menyampaikan respons terhadap duet Anies-Muhaimin, begitu juga dengan para kyai.

“Kalau nggak komen, sementara ini kiai-kiai diam, berarti setuju. Cuma politik belum tentu. Besok lusa bisa ada perubahan dan seterusnya,” ujarnya.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah